Jumat 17 Jul 2020 13:42 WIB

Ilmuwan Temukan Supernova Jenis Baru

Supernova jenis baru ini adalah supernova parsial.

Rep: Eva Rianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Supernova (ilustrasi).
Foto: Science Alert
Supernova (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta – Sepasang bintang meluncur jutaan mil menuju ke arah yang berlawanan dari alam semesta. Peristiwa tersebut disaksikan melalui Teleskop Luar Angkasa Hubble milik NASA. Dari situ, peneliti menemukan jenis supernova termonuklir yang belum pernah terlihat sebelumnya. 

Pada 2015, para astronom menemukan salah satu bintang bernama SDSS J1240 + 6710, yang berlayar melintasi Bima Sakti. Kecerahan dan komposisi bintang tersebut menunjukkan bahwa bintang itu adalah jenis katai putih atau sisa-sisa bintang yang mati. Namun, ada yang aneh pada atmosfernya.

Baca Juga

Katai putih khas memiliki atmosfer luar yang hampir seluruhnya terbuat dari hidrogen dan helium. Sementara atmosfer bintang tersebut tidak memiliki unsur apapun.

Anomali tersebut mendorong para peneliti untuk melihat lebih dekat. Peneliti menyebut bahwa ukuran, kecepatan, dan komposisi katai mengarah ke ledakan supernova termonuklir di masa lalu yang mengirim bintang itu dan pasangan binernya meluncur keluar dari orbit.

Namun, atmosfer bintang itu masih kekurangan beberapa unsur kunci yang menentukan jenis ledakan tersebut. Dari ledakan itu, katai putih SDSS J1240 + 6710 kehilangan banyak massanya dan hanya menghasilkan supernova parsial.

“Itu menjadi jenis supernova yang belum pernah kita lihat sebelumnya,” ujar pemimpin penulis studi Boris Gänsicke, seorang ahli astrofisika di University of Warwick di Inggris, seperti dikutip dari Livescience.

Dalam studi baru tersebut, Gänsicke dan rekan-rekannya menyelidiki bintang dari Hubble Space Telescope NASA dan satelit Gaia dari European Space Agency. Data Gaia mengungkapkan, SDSS J1240 + 6710 memotong melintasi galaksi pada sekitar 900.000 km/ jam), dan memiliki massa sekitar 40 persen dari matahari.

Itu adalah kecepatan tinggi dan massa rendah untuk katai putih khas, tulis para peneliti, menunjukkan bahwa bintang itu pasti telah kehilangan sebagian massanya dari ledakan besar.

Unsur-unsur tertentu dalam atmosfer katai tersebut juga menunjuk ke sebuah supernova. Atmosfer bintang tersebut mengandung banyak natrium, karbon, oksigen, dan aluminium. Ini adalah semua unsur yang diproduksi selama fase pertama supernova termonuklir, ketika energi bintang membara memadukan unsur-unsur yang lebih ringan menjadi lebih berat.

Dalam jenis supernova yang paling umum, proses fusi biasanya memuncak dengan penciptaan unsur-unsur berat, seperti besi, nikel, dan kromium. Tetapi para peneliti tidak dapat mendeteksi logam berat apapun di atmosfer katai aneh itu. Keberadaan katai aneh itu berfungsi sebagai pengingat bahwa ada banyak fenomena yang tidak dapat dijelaskan seputar siklus kematian bintang-bintang.

“Kami sekarang menemukan bahwa ada berbagai jenis katai putih yang hidup lebih lama supernova dalam kondisi yang berbeda, jelas ada ketidakorganisiran di luar sana,” kata Gänsicke.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society  pada 15 Juli 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement