Senin 20 Apr 2020 12:03 WIB

Ilmuwan Ungkap Misteri dari Bola Batu Usia Jutaan Tahun

Bola itu di masanya digunakan untuk mematahkan tulang hewan dan mengestrak nutrisi.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Dwi Murdaningsih
Para ilmuwan mengungkap rahasia di balik batu kuno berbentuk bola yang berusia dua juta tahun.
Foto: plos one
Para ilmuwan mengungkap rahasia di balik batu kuno berbentuk bola yang berusia dua juta tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan mengungkap rahasia di balik batu kuno berbentuk bola yang berusia dua juta tahun. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh para peneliti menunjukkan, bola batu yang ditemukan itu lebih sesuai untuk digunakan sebagai fungsi tertentu di masa kuno ketimbang sebagai batu bulat alam.

Sebuah penelitian baru membantu menjelaskan tentang fungsi benda-benda batu berbentuk bulat yang telah ditemukan oleh para arkeolog di berbagai sudut bumi. Laporan Live Science menyebutkan selama beberapa dekade sifat batu tersebut membuat para peneliti sulit mengerti.

Baca Juga

Kepala studi dan peneliti postdoctoral di Departemen Arkeologi dan Budaya Timur Dekat Kuno di Universitas Tel Aviv, Ella Assaf, menjelaskan bahwa bola batu itu ditemukan di beberapa situs arkeologi tertua di dunia di Afrika, Eropa dan Asia. Meskipun, hingga saat ini, tidak ada orang yang bisa mencari tahu apa fungsi dari benda-benda tersebut.

"Studi kami memberikan bukti, untuk pertama kalinya, mengenai fungsi bola batu penuh teka-teki ini yang diproduksi manusia selama hampir 2 juta tahun," kata Assaf, dilansir di Sputnik News, Senin (20/4).

Menurut Live Science, banyak hal berubah ketika tim Assaf telah menemukan bola batu semacam itu di Gua Qesem di Israel, di mana manusia hidup dari sekitar 400.000 hingga 200.000 tahun yang lalu. Sebuah analisis menyeluruh dari penemuan mereka itu menghasilkan adanya tanda-tanda pakai dan residu organik pada bola batu itu.

Karena itu, para peneliti menyimpulkan bahwa bola-bola itu di masanya digunakan untuk mematahkan tulang hewan dan mengestrak sumsum nutrisi. Untuk menguji hipotesis mereka, tim tersebut menggunakan batu bulat dan bola batu berbentuk artifisial untuk menentukan mana yang lebih cocok untuk mematahkan tulang.

Assaf mengatakan, alat-alat ini menyediakan cengkeraman yang nyaman dan cenderung tidak mudah patah. Selain itu, benda berbentuk bulat itu dapat diputar dan digunakan berulang-ulang karena memiliki banyak punggungan.

"Punggungan (tekanan) tinggi ini membantu mematahkan tulang dengan cara yang 'bersih', dan Anda dapat mengekstraksi sumsum relatif mudah," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement