Jumat 17 Apr 2020 01:31 WIB

Dinilai Tak Aman, India Larang PNS Gunakan Aplikasi Zoom

India memulai kompetisi bagi startup untuk mengembangkan aplikasi konferensi serupa.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Salah satu aplikasi yang dijadikan andalan dalam video conference adalah Zoom Video Communications.
Foto: zoom
Salah satu aplikasi yang dijadikan andalan dalam video conference adalah Zoom Video Communications.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah India menyebut aplikasi Zoom sebagai sebuah platform yang tidak aman. Pemerintah India mengimbau agar para pegawai negeri tidak menggunakan aplikasi tersebut untuk konferensi video.

"Zoom adalah sebuah plaftorm yang tidak aman," ungkap Cyber Coordination Centre (CyCord) dari Kementerian Dalam Negeri India dalam sebuah laporan, seperti dilansir Tech Crunch.

Laporan tersebut juga memuat panduan bagi para pengguna yang masih menggunakan Zoom untuk melakukan komunikasi pribadi. Pemerintah India diketahui bukan satu-satunya pihak yang melarang penggunaan Zoom untuk urusan pekerjaan.

Pemerintah Jerman dan Taiwan juga sudah melarang penggunaan aplikasi Zoom di negara mereka. Beberapa perusahaan besar seperti Google, Apple hingga Tesla dan NASA pun meminta atau memperingatkan pegawai mereka untuk tidak menggunakan.

Beberapa minggu sebelumnya, Zoom sempat menjadi trending di India. Beberapa menteri India juga mengunggah foto di Twitter yang menunjukkan bahwa mereka menggunakan aplikasi Zoom.

Aplikasi ini telah diunduh lebih dari 450.000 kali per hari dalam kurun waktu dua minggu terakhir di India. Minggu ini, India memulai kompetisi bagi startup untuk mengembangkan aplikasi konferensi serupa yang lebih aman.

CEO Zoom Eric S Yuan telah menyampaikan permohonan maaf terkait masalah keamanan dalam aplikasi Zoom. Yuan berjanji untuk menjadikan privasi dan keamanan pengguna sebagai fokus prioritas saat mengembangkan fitur-fitur baru. Belum lama ini, Zoom juga mendapuk mantan security officer Facebook Alex Stamos sebagai penasihat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement