REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK—Sejumlah pakar keamanan Amerika Serikat, militer dan intelijen memperingatkan perubahan iklim bisa menjadi ancaman ‘bencana’ bagi keamanan global. Yakni ketika orang kehilangan mata pencaharian mereka, jatuh sakit dan berjuang memperebutkan air dan makanan yang langka.
Seperti yang dilansir dari Malay Mail, Rabu (26/2) para ahli dalam sebuah laporan oleh Pusat Iklim dan Keamanan menyebutkan tekanan dari pemanasan global dapat meningkatkan ketegangan politik, keresahan dan konflik, memicu ekstremisme kekerasan dan menghancurkan sistem keamanan pemerintah.
Negara-negara yang dilanda perang di Afrika dan Timur Tengah disebut-sebut sebagai yang paling berisiko, namun daerah-daerah industri mudah terancam.
“Bahkan pada skenario pemananasan rendah, setiap wilayah di dunia akan menghadapu risiko besar terhadap keamanan nasional dan global dalam tiga dekade mendatang,” kata laporan itu.
Tingkat pemanasan yang lebih tinggi akan menimbulkan risiko keamanan global yang sangat besar dan kemungkinan tidak dapat dipulihkan selama abad ke-21. Kekhawatiran atas dampak perubahan iklim telah menyebabkan seruan mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperlambat laju pemanasan global di tengah-tengah contoh cuaca ekstrem terkait iklim, seperti kebakaran hutan dan banjir.
Sebuah laporan PBB tahun lalu memperingatkan konsekuensi yang mengerikan juga. Penelitian memperingatkan populasi pengungsi yang diusir dari tempat mereka dengan meningkatnya panas, kekeringan dan berkurangnya persediaan air dan makanan.
Penyakit akan menyebar dan keamanan serta infrastruktur perbatasan akan rusak ketika sumber daya semakin langka. Ini memicu ekstremisme, kejahatan dari perdagangan manusia.
“Kami benar-benar melihat masa depan yang suram jika kita melihat semakin banyak negara menjadi rapuh,” kata mantan analis intelijen dan penulis laporan, Rod Schoonover.
Para ahli menilai ancaman di bawah dua skenario. Yakni jika planet ini memanas satu hingga dua derajat celcius atau dua hingga empat derajat celcius pada akhir abad ini.
PBB telah memperingatkan jika emisi tidak diturunkan secara drastis, suhu global rata-rata akan meningkat sebesar empat derajat pada saat itu. Pakta global untuk memerangi perubahan iklim disepakati di Paris pada 2015 yang bertujuan untuk menjaga suhu Bumi di bawah dua derajat celcius.