Rabu 19 Feb 2020 15:51 WIB

Ilmuwan Temukan Lubang di Lapisan Es Antartika

Penelitian menunjukkan lapisan es Antartika terus mencair.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Pine Island Glacier, salah satu gletser di Antartika runtuh, Sabtu (15/2).
Foto: esa via live science
Pine Island Glacier, salah satu gletser di Antartika runtuh, Sabtu (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Ilmuwan iklim Australia mengatakan, pemanasan global mengarah ke pencairan es Antartika yang tidak dapat dipulihkan. Menurutnya, menghilangkan karbon dari atmosfer adalah satu-satunya solusi untuk memperlambat proses tersebut.

Peneliti iklim di University of New South Wales, Zoe Thomas menilai, aktivitas manusia telah meningkatkan pemanasan global yang dapat mengakibatkan pencairan massal Antartika. Thomas  merupakan bagian dari tim ilmuwan internasional yang baru-baru ini menerbitkan sebuah makalah tentang pencairan es Antartika.

Baca Juga

Studi tersebut menunjukkan bahwa dunia bisa kehilangan sebagian besar Lapisan Es Antartika Barat. Lapisan es itu bersandar di dasar laut dan kini para ilmuwan menemukan lubang, seperti gua es, luar biasa sangat besar di Antartika Barat, yang besarnya ribuan kilometer dan tinggi sekitar 300 meter. 

"Apa yang kita lihat dengan Lapisan Es Antartika Barat, bahwa awal pencairan ini begitu kita mencapai ambang tertentu, akan terus berlanjut meskipun ada upaya kita untuk menghentikannya," katanya kepada Reuters.

Tim peneliti berharap melanjutkan penelitian untuk menentukan seberapa cepat lapisan es menanggapi peningkatan suhu. Hal ini yang akan membantu memberikan kerangka waktu yang lebih konkret untuk masa depan.

Suhu terpanas yang pernah dicatat di Antartika sekiranya 18,3 derajat Celcius. Jika suhu yang lebih panas dipertahankan,  dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut.

"Ini akan secara bertahap menggusur orang saat berjalan," kata Thomas. "Kami tahu ini sudah terjadi di pulau kecil dan ini hanya akan terus terjadi secara bertahap karena semakin banyak rumah yang tergenang saat air pasang, kemudian pada air pasang normal dan bahkan pada saat air surut," ujarnya.

Thomas mengatakan bahwa satu-satunya hal yang akan memperlambat pencairan es adalah jika ekonomi di seluruh dunia mulai menghilangkan karbon. "Begitu kita berkomitmen untuk masa depan de-karbonisasi ini, maka kita dapat mulai memikirkan opsi potensial untuk mencoba menghilangkan karbon dari atmosfer," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement