Senin 06 Jan 2020 12:51 WIB

Pekan Ini, Jarak Bumi Terdekat dengan Matahari

Bumi sedang perihelion, atau titik terdekat dengan matahari yakni sekitar 147 juta Km

Rep: Desy Susilawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Bumi berada dalam jarak yang paling dekat dengan Matahari. (ilustrasi)
Foto: nasa
Bumi berada dalam jarak yang paling dekat dengan Matahari. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekan ini, Bumi berada dalam jarak yang paling dekat dengan Matahari. Seperti dilansir dari laman Space, kejadian ini adalah peristiwa biasa yang terjadi sepanjang tahun.

Bumi bergerak dalam orbit elips. Jarak bumi terhadap matahari berubah sepanjang 365,25 hari perjalanannya. Pekan ini Bumi mencapai titik perihelion. Ini adalah istilah untuk jarak terdekat ke matahari, pada hari Ahad (5/1) pukul 2:48 pagi EST (0748 GMT).

Baca Juga

Bagi mereka yang tinggal di Pantai Barat AS, momen itu terjadi pada Sabtu (4/1) pukul 11:48 malam PST. Setengah tahun kemudian, pada 4 Juli, bumi akan mencapai aphelion atau titik terjauh dari matahari.

Pada saat perihelion, bumi berjarak sekitar 147.091.144 kilometer jauhnya dari matahari. Rata-rata, jarak Bumi dari matahari adalah 149.597.870 km. Ketika planet kita mencapai aphelion pada bulan Juli, jaraknya mencapai 152.095.295 km.

Bumi tidak terasa lebih hangat untuk belahan bumi utara ketika perihelion terjadi. Itu karena Bumi tidak berbentuk elips dalam skala yang ekstrem, tapi hampir bundar. Perihelion dan aphelion mempengaruhi panjang musim.

Ini adalah sesuatu yang dialami Bumi selama tahun ini. Pendekatan planet yang dekat dengan matahari menyebabkannya bergerak sedikit lebih cepat. Perjalanan yang lebih cepat berarti durasi pendek untuk musim dingin di belahan bumi utara dan musim panas di belahan bumi selatan.

Jadi, musim dingin di belahan bumi utara sekitar lima hari lebih pendek dari musim panas, dan musim panas di belahan bumi selatan lima hari lebih pendek dari musim dingin. Tetapi, musim dikendalikan oleh poros kemiringan Bumi, bukan jaraknya dari matahari.

"Matahari adalah pengontrol besar dari radiasi yang diterima Bumi," kata Walter Petersen, seorang ilmuwan penelitian fisik di cabang ilmu bumi di NASA Marshall Space Flight Center.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement