Rabu 26 Sep 2018 02:20 WIB

Seduhan Bir Pertama Dunia Ditemukan di Gua Israel

Tim melakukan uji mikroskopik untuk membuktikan keberadaan bir.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Dwi Murdaningsih
Tim peneliti berfoto di depan gua tempat ditemukannya dugaan bir tertua di dunia.
Foto: Live science
Tim peneliti berfoto di depan gua tempat ditemukannya dugaan bir tertua di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, HAIFA -- Bir tertua di dunia mungkin telah diseduh untuk proses pemakaman 13.000 tahun yang lalu. Hal itu berdasarkan para arkeolog yang menemukan jejak-jejak gandum yang dihaluskan di sebuah gua pemakaman di Israel.

"Ini menyumbang catatan tertua alkohol buatan manusia di dunia," ujar seorang profesor arkeologi Cina di Universitas Stanford, Li Liu dalam rilis berita dilansir dari Live Science, Rabu (26/9).

Para peneliti menafsirkan residu ini sebagai sisa dari pembuatan bir, mungkin juga bagian dari pesta pemakaman. Tim Liu telah mencoba belajar tentang diet kuno dari residu tanaman di lubang batu yang ditemukan di Gua Raqefet, sebuah situs makam Natufian dekat Haifa, Israel.

Suku Natufia merupakan budaya Zaman Batu yang hidup sekitar 15.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Mereka mendirikan beberapa permukiman paling awal di dunia. Mungkin telah menjadi salah satu suku yang paling awal menjinakkan tumbuhan dan hewan.

Fosil Hewan Tertua di Dunia Ditemukan di Tebing Rusia

Di Raqefet Cave, tim Liu mengumpulkan sampel residu dari lubang batu, atau mortir yang telah digali ke dalam gua. Di bawah mikroskop, mereka melihat butiran pati yang tampak rusak, yang diduga berasal dari gandum yang dicincang dan dihaluskan selama pembuatan bir.

Untuk menguji hipotesis ini, para peneliti melakukan eksperimen untuk melihat bagaimana butiran pati bertransformasi selama proses pembuatan bir. Untuk menciptakan kembali bir gaya Natufian, mereka mengubah gandum menjadi malt (gandum terendam air). Kemudian, mereka tumbuk dan memanaskannya serta dibiarkan berfermentasi dengan ragi.

Di bawah mikroskop, butiran pati modern cocok dengan yang ditemukan di Gua Raqefet, Liu dan rekan-rekannya melaporkan dalam Journal of Archaeological Science: Reports.

"Saya pikir (penelitian) cukup teliti dalam hal prosedur dan teknik," kata seorang arkeolog Simon Fraser University di Kanada yang tidak terlibat dalam penelitian Brian Hayden. Hayden meninjau jurnal tersebut sebelum dipublikasikan.

"Mereka menunjukkan bahwa dalam proses pembuatan bir, butir pati mengalami perubahan morfologi," kata dia.

Hayden mengatakan, ada banyak perdebatan di antara para arkeolog tentang sifat budaya Natufian dan pemburu kompleks lainnya yang mengumpulkan dari periode sama. Ia berpendapat, ini adalah masyarakat dengan kekayaan, ketidaksetaraan sosial, dan jaringan perdagangan yang luas. Dengan ditemukannya bukti tersebut untuk pembuatan bir membantu mendukung sudut pandang itu.

"Pembuatan bir dengan sendirinya menunjukkan bahwa ini adalah masyarakat dengan surplus. Banyak bahan sisa dari pembuatan bir dibuang," kata Hayden.

Ia menambahkan, ada bukti untuk berpesta dalam budaya Natufian. Bukti etnografi menunjukkan, pesta bagi banyak masyarakat tradisional melibatkan pembuatan alkohol. "Kami memprediksi bahwa pada akhirnya seseorang akan menemukan panci pembuatan rokok dan menunjukkan bahwa ada pembuatan bir di Natufian," kata Hayden.

Seorang arkeolog biomolekuler di University of Pennsylvania Museum Arkeologi dan Antropologi, Pat McGovern juga telah menunggu bukti konsumsi alkohol dari periode Paleolitik, atau Zaman Batu Tua. Ia menyebutnya "Cawan Suci" dalam bukunya Ancient Brews (WW Norton & Co., 2017).

"Bukti paling awal yang kami miliki untuk minuman kuno sampai sekarang adalah dari periode Neolitik. Saya percaya bahwa artikel ini berada di jalur yang benar dalam mencari tahu lebih banyak tentang minuman fermentasi selama 99 persen dari sejarah umat manusia, sejak jutaan tahun silam," ujar McGovern.

Menurut McGovern, bagaimanapun tidak berpikir analisis pati dapat diperkuat dengan studi kimia dan serbuk sari lebih lanjut. "Akan lebih baik untuk melakukan verifikasi tambahan dengan metode yang berbeda dari bahan-bahan yang digunakan, dan proses menumbuk atau fermentasi," katanya.

"Saya tidak sepenuhnya yakin, tetapi saya pikir sangat mungkin bahwa orang-orang membuat minuman fermentasi pada periode ini, dan itu digunakan untuk praktik pemakaman agama," lanjut Mc Govern.

Temuan di Raqefet Cave mungkin juga menambah perdebatan tentang alasan membuat gandum yakni untuk membuat bir atau membuat roti. Pada Juli, sekelompok arkeolog lain yang bekerja di sebuah situs Natufian di Yordania Timur melaporkan, mereka menemukan bukti paling awal pembuatan roti. 14.000 tahun dari roti kering yang dibuat dari biji-bijian liar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement