Rabu 28 Sep 2016 12:32 WIB

Mulai 2019 Akses Internet Secara Merata Bisa Dinikmati di Indonesia

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Akses internet di daerah. Ilustrasi.
Foto: Antara
Akses internet di daerah. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek pembangunan serat optik Palapa Ring akan rampung dan beroperasi akhir 2018. Dengan selesainya proyek ini, pada tahun 2019 masyarakat Indonesia dapat menikmati kecepatan akses internet yang lebih merata.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, Palapa Ring ini akan menjangkau berbagai daerah terpencil ini terbagi menjadi tiga wilayah: barat, tengah, dan timur. 

“Jadi, pada 2019 semua ibu kota kabupaten dan kotamadya telah terhubung dengan broadband,” kata Rudiantara di Jakarta, Rabu (28/9).

Proyek Palapa Ring merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Proyek ini pernah terhenti sejak 10 tahun lalu untuk mendapatkan struktur yang tepat untuk pelaksanannya.

Melalui proyek ini pemerintah akan membangun infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional di daerah-daerah non-commercial demi pemerataan akses pitalebar (broadband) di Indonesia. Proyek Palapa Ring dibagi menjadi tiga paket yaitu Barat, Tengah dan Timur. 

Proyek Palapa Ring Paket Barat akan menjangkau wilayah Provinsi Riau, Kepulauan Riau (sampai dengan Pulau Natuna) dan Kalimantan Barat (sebagai bagian dari interkoneksi dengan jaringan serat optik yang telah dibangun) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.000 km.

Rudiantara menegaskan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kominfo akan mengintegrasikan jaringan yang sudah ada dengan jaringan baru pada wilayah timur Indonesia (Palapa ring paket timur). Adapun total panjang kabel palapa ring paket  timur mencapai 4.450 kilometer, yang terdiri atas 3.850 kilometer kabel laut, dan 600 kilometer kabel di daratan. Jaringan itu berkapasitas 100 gigabit.

Menurut Rudiantara, kesenjangan kecepatan pengunduhan data di Jakarta mencapai 7 megabit per detik, sedangkan di wilayah timur hanya 300 kilobit per detik. "Jika proyek ini sukses, saya yakin masyarakat dapat menikmati kecepatan akses data yang lebih merata," kata Rudi.

Tak hanya itu, pemerintah juga akan mengatur tarif akses data yang dipatok oleh operator. Rudi mengaku tak akan menerapkan tarif atas dan bawah agar terjadi kompetisi. Pemerintah masih berdiskusi dengan industri telekomunikasi untuk merumuskan kebijakan yang tepat jika proyek ini sudah berjalan sepenuhnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement