Jumat 03 May 2019 11:14 WIB

Pemerintah akan Bangun Satelit Internet Cepat Tahun Ini

Proyek satelit ini akan dikerjakan oleh perusahaan Perancis, Thales Alenia Space.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Kabel yang menghubungkan jaringan internet seluruh dunia.
Foto: Business insider
Kabel yang menghubungkan jaringan internet seluruh dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah meneken perjanian kerjasama, perjanjian penjaminan, dan perjanjian regres proyek kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dalam proyek satelit multifungsi (SMF) yang diberi nama Satelit Republik Indonesia (Satria). Satelit tersebut digadang-gadang akan mendukung fasilitas internet cepat di Indonesia.

Rencananya, Satria akan mulai dibangun pada akhir tahun ini dan ditargetkan selesai pada 2022. Sesuai dengan hasil lelang yang diadakan Oktober tahun lalu, proyek pembangunan Satria akan dikerjakan oleh manufaktur satelit asal Perancis, Thales Alenia Space.

Baca Juga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, proyek SMF merupakan salah satu dari proyek strategis nasional sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018.

“Membangun infrastruktur itu artinya menanam modal yang dalam beberapa tahun mendatang akan mendukung penciptaan kegiatan ekonomi. Selama empat hingga lima tahun ini, pemerintah berupaya lakukan itu,” kata Darmin, di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (3/5).

Rencananya, pengoperasian Satria akan menggunakan frekuensi Ka-band setelah sampai pada orbit 146 BT dengan teknologi very high throughput satellite dengan kapasitas frekuensi sebesar 150 gigabyte per second (Gbps) dan diharapkan dapat beroperasi di awal tahun 2023.

Sedangkan, cakupan layanan Satria akan mencapai hampir 150 ribu titik layanan publik yang terdiri dari sarana pendidikan, fasilitas kesehatan, administrasi pertahanan dan keamanan, serta pemerintahan daerah di seluruh wilayah Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan, proyek SMF merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menyelesaikan persoalan konektivitas pada layanan publik pemerintah di seluruh wilayah Indonesia khususnya di daerah tertinggal,  terdepan, terluar (3T), dan perbatasan.

Menurutnya, kondisi geografis Indonesia sebagai kepulauan, cukup menantang dalam penyediaan jaringan terestrial yang merupakan alasan utama sehingga teknologi satelit menjadi solusi yang tepat guna dalam mengentaskan kesenjangan akses broadband internet.

“Setelah kami bangun jaringan serat optik Palapa Ring, Satria ini adalah proyek keempat yang pakai skema KPBU,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement