REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah pengumuman keluarnya Inggris dari Uni Eropa beberapa waktu lalu, telah memberikan dampak yang sangat besar dalam aspek sosial. Tidak hanya dalam aspek sosial, hal itu juga menyebabkan beberapa aspek seperti ekonomi mengalami dampak yang sama.
Hal tersebut bisa terjadi, karena dengan keluarnya Inggris dari pergumulan Uni Eropa, menyebabkan sektor bisnis di kawasan Eropa, utamanya Inggris, mengalami kemandegan dan menimbulkan dampak buruk bagi mereka kedepan.
Perusahaan seperti OnePlus, telah memperingati adanya kenaikan harga disebabkan perubahan nilai tukar poundsterling di dunia. Namun, hingga saat ini OnePlus belum memastikan kenaikan harga terkait adanya efek yang ditimbulkan.
Di sisi lain, HTC telah mengumumkan mereka akan menaikkan harga untuk produknya di Inggris. Demikian pula banderol harga untuk produk HTC Vive VR miliknya yang akan berharga tinggi di sana. Namun, hal itu sudah bukan lagi mengagetkan konsumen di sana.
"HTC telah secara terus menerus mengawasi perkembangan sektor nilai tukar dan bisnis di Inggris. Dan kita akan selalu memberikan estimasi harga yang terbaik untuk para konsumen kita. Namun, karena nilai tukar poundsterling yang mengalami keanjlokan, kali ini produk HTC Vive VR milik kita dibanderol 759 poundsterling di Inggris," tulis HTC dalam website resminya yang dilansir laman Ubergizmo Rabu (3/8).
Sebelumnya, HTC merilis harga produk keluaran anyar tahun ini tersebut sebesar 689 pounsterling. Namun setelah memonitor nilai tukar mata uang poundsterling yang berangsur-angsur anjlok, mereka telah menetapkan nilai jual produknya naik sebesar 70 poundsterling, jika dirupiahkan total harga untuk produk anyarnya bernilai 13 jutaan.