Senin 01 Aug 2016 14:21 WIB

Menyusuri Kehidupan Manusia Purba di Kaki Gunung Ciremai

Rep: Fuji E Permana/ Red: Karta Raharja Ucu
Ara Situs Taman Purbakala Cipari, kaki Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Foto:
Peti Kubur Batu di Situs Taman Purbakala Cipari yang ditemukan seorang petani pada tahun 1972.

Pada zaman neolitik manusia diyakini belum mengenal tulisan. Pada akhir zaman perunggu atau akhir zaman paleometalik manusia baru mengenal tulisan (akhir masa prasejarah).

Arkeolog dari Universitas Indonesia, Ali Akbar menegaskan, yang harus dipahami, meski manusia tidak mengenal tulisan bukan berarti kebudayaannya rendah. Bukan berarti peradabannya rendah.

Mereka sudah bisa berbicara (menggunakan bahasa), tapi mereka tidak menulis. Mereka juga sudah bisa membuat bangunan besar dan bisa mengecor logam. Ali mengungkapkan, artinya manusia pada masa itu sudah bisa memilih mana mineral yang bagus dan bisa diolah lebih lanjut.

"Mereka sudah mampu mengelola api untuk menghancurkan biji logam. Sebab untuk menghancurkan logam apinya harus konstan," katanya.

Jadi, meski disebut zaman prasejarah, manusia pada masa neolitik kebudayaannya sudah tinggi. Sudah hidup menentap, bercocok tanam, membersihkan lahan pakai peralatan batu dan mengenal kepercayaan (agama).

Bukti manusia purba di Cipari sudah mengnut sistem kepercayaan karena ditemukan peti kubur batu. Peti kubur batu difungsikan sebagi tempat untuk menyimpan mayat. Tapi tidak ditemukan fosil atau kerangka manusia di dalamnya.

Pengelola Situs Taman Purbakala Cipari, Uu Mardia mengatakan, meski tidak ditemukan kerangka manusia di dalam peti kubur batu, peneliti menemukan bekal kubur di dalamnya. Bekal kubur itu berupa peralatan waktu mereka hidup. Kemungkinan, ada suatu kepercayaan di zaman itu.

"Saat ada orang yang meninggal harus dikuburkan bersama peralatan yang sering digunakan saat dia masih hidup, seperti perhiasannya," kata Uu.

Adanya peralatan yang terkubur di dalam peti kubur batu, menurut Ali, menunjukan ada konsep setelah meninggal manusia masih akan hidup lagi di tempat lain. Jadi semacam ada kepercayaan ada kehidupan di alam arwah. Sehingga, ketika meninggal dia dibekali dengan benda-benda.

"Makanya di dalam peti kubur batu itu ada manik-manik, gerabah dan baliung," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement