REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Gempa bumi dan bencana alam mahadahsyat diperkirakan pernah terjadi di sekitar kaki Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Bencana alam itu termasuk meletusnya Gunung Ciremai yang tak jauh dari Situs Taman Purbakala Cipari yang diduga menjadi tempat tinggal sekelompok manusia (masyarakat purba).
Pengelola Situs Taman Purbakala Cipari, Uu Mardia mengatakan, akibat bencana tersebut, peradaban manusia yang hidup di kawasan Cipari terkubur. Sebab, gerabah, kapak batu dan perunggu ditemukan di dalam tanah dengan kedalaman satu sampai dua meter.
"Jadi manusia yang dulu tinggal di sekitar Cipari, kemungkinan punah saat terjadi bencana alam. Bencana alamnya, entah itu berupa gempa atau gunung meletus," kata Uu saat ditemui Republika.co.id pekan lalu.
Lalu timbul banyak pertanyaan, mengapa tidak satu pun ditemukan fosil manusia di sekitar situs. Padahal banyak ditemukan artefak bekas kehidupan manusia zaman dulu.
Uu menerangkan, hal tersebut karena keasaman tanah di sekitar kawasan Cipari sangat tinggi. Potential of Hidrogen (PH) tanahnya setelah diukur diketahui di antara 5-5,5 PH.
"Sehingga tidak ada fosil atau pun bahan organik lainnya yang tahan terhadap kondisi keasaman tanah seperti itu," kata Uu menganalisa.
Karena tidak ada fosil manusia purba yang dapat ditemukan di kawasan Cipari, arkeolog tidak bisa melakukan penelitian untuk mengetahui lebih dalam manusia purba yang pernah menetap di Kaki Gunung Ciremai.
Arkeolog dari Universitas Indonesia, Ali Akbar mengatakan, tidak ada kerangka manusia purba yang ditemukan di Cipari. Jadi tidak tahu manusia purba yang pernah menetap di Cipari itu pendatang atau penduduk asli.
Padahal, jika ditemukan fosil manusia di kawasan Cipari, kemungkinan para peneliti akan memiliki beberapa hipotesis. Setidaknya akan ada hipotesis tentang kematian manusia purba tersebut, apakah karena letusan gunung api atau bencana lainnya.