Jumat 08 Apr 2016 14:17 WIB

Astronom Prediksi Zat Penyusun Calon Planet ke 9 Tata Surya

Prediksi komposisi planet ke sembilan.
Foto: Bern
Prediksi komposisi planet ke sembilan.

REPUBLIKA.CO.ID,Bulan Januari lalu, astronomer Mike Brown mengumumkan adanya peluang eksistensi planet ke sembilan setelah Pluto dicoret dari jajaran planet di tata surya. Tidak ada yang bernah melihat planet ke sembilan ini.

Namun, Brown memperkirakan planet ini mengorbit matahari setiap 10 ribu hingga 20 ribu tahun. Dia juga memperkirakan planet ini mungkin memiliki ukuran 10 kali lebih besar dibandingkan bumi. Menurut perkiraan Brown, planet ini berada dalam jarak 149 juta km dari matahari, terletak setelah planet Neptunus.

Kini, para astronom Swis menggunakan data yang tersedia untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai kemungkinan kebaradaan planet ke sembilan. Bukti-bukti yang ada menunjukkan planet ini seperti planet Uranus mini, dengan inti besi padat yang mengelilingi es dan lapisan padat.

"Dengan penelitian kami, calon planet ke 9 ini lebih dari sebuah massa titik yang sederhana," ujar Christoph Mordasini, dari University of Bern.

Mordasini dan mahasiswa PhD nya Esther Linder memutuskan untuk mencoba mengukur planet ini dengan menggunakan model evolusi planet yang ada. Perilaku planet ke sembilan ini mengacu pada perilaku aneh dari objek sabuk Kuipler di tepi tata surya yang menunjukkan tarikan gravitasi dari 'sesuatu' yang besar.

Namun, berdasarkan survei inframerah menggunakan NASA's Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE), tim tidak melihat tanda-tanda yang menunjukkan planet ini berukuran 10 kali dibandingkan Bumi. Dengan mengetahui perkiraan jarak dari Matahari (berdasarkan lokasi sabuk kuipler) mereka bisa meramakan lebih banyak kemungkinan lagi mengenai calon planet yang kini masih misterius.

"Dengan perhitungan mereka, Planet Nine seharusnya memiliki radius 3,7 ukuran bumi dan suhu atmosfer -226 derajat celsius," ujar peneliti Ian O'Neill, kepada Discovery News.

Tim memprediksi planet ke 9 ini terbentuk 4,6 miliar tahun lalu. Menariknya, model menunjukkan bahwa dengan jarak antara kemungkinan keberadaan planet ini terhadap pusat tata surya, yakni matahari, planet ke sempulan seharusnya lebih dingin.

Ada harapan baru untuk mencari lebih lanjut kemungkinan keberadaan planet ke sembilan ini. Saat ini di Chili, sedang dibangun Large Synoptic Survey Telescope yang diharapkan bisa membantu ilmuwan menemukan sesuatu yang lebih kecil sehingga bisa menemukan bukti keberdaan planet tersebut. Hasil penelitian ini diterbitkan di jurnal Astronomy and Astrophysics.

baca juga: Super Panas, Malam Hari di Planet Ini Capai Seribu Derajat Celcius

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement