REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Qualcomm menghadirkan produk teknologi terbaru mereka, Snapdragon 820. Prosesor yang telah digunakan di sejumlah perangkat ponsel pintar ini hadir dengan beragam fitur canggih.
Saat ini, Snapdragon 820 telah digunakan dalam sejumlah smart phone flagship diantaranya Samsung Galaxy S7, S7 Edge, Xiaomi MI5, Sony Xpreria X Performance, LeEco Le MAX Pro, dan Vivo Xplay 5S.
Dalam perangkat ini, terdapat fitur menarik yang mendukung kemajuan teknologi, yang tentunya semakin dibutuhkan banyak orang.
Meski saat ini prosesor chipset tersebut masih digunakan secara terbatas pada beberapa jenis ponsel pintar, nantinya Snapdragon 820 juga hadir dalam berbagai merek ponsel ternama.
Bahkan, tak menutup kemungkinan jika brand lokal di Tanah Air pun juga akan menggunakan teknologi dari perusahaan asal San Diego, Florida, Amerika Serikat (AS) tersebut.
"Akan banyak merek smartphone lainnya yang menggunakan Snapdragon 820. Tak menutup kemungkinan untuk brand lokal, namun tentu harus dengan segmen yang lebih tinggi," ujar senior director business delevlopment Qualcomm South East Asia Pacific Shannedy Ong dalam debut Snapdragon 820 beberapa waktu lalu di Singapura.
Shannedy menuturkan selama ini merek ponsel pintar buatan dalam negeri belum meluncurkan produk yang premium atau dalam kata lain berada di level bawah.
Akibatnya, banyak pengguna yang beranggapan kualitas yang ada dari smartphone lokal tidak bagus, sekalipun telah ditanamkan prosesor berkualitas flagship seperti Snapdragon 820.
"Pandangan saya, brand lokal harus menaikkan segmen lebih tinggi untuk mengangkat nama mereka. Terlebih, Snapdragon 820 merupakan prosesor flagship yang harus sesuai dengan perangkatnya agar performanya dapat maksimal," jelas Shannedy.
Selain ponsel pintar, Snapdragon 820 juga akan digunakan pada perangkat teknologi lainnya. Bahkan, prosesor ini juga akan merambah ke berbagai bidang industri seperti otomotif dan kesehatan.
"Snapdragon 820 akan digunakan ke dalam hingga 100 perangkat, termasuk diantaranya otomotif, kesehatan, dan Internet of Things (IoT)," kata Shannedy menambahkan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
