Sabtu 12 Mar 2016 12:04 WIB

Fakta-Fakta Gerhana Matahari Total 2016

Foto kolase proses gerhana matahari total yang terlihat dari perairan Bangka Belitung, Rabu (9/3).
Foto:
Penampakan Gerhana matahari total dilihat di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (9/3).

Antusiasme masyarakat menyaksikan GMT

GMT yang terjadi pada tahun 2016 disambut euforia masyarakat. Guru besar astonomi Institut Teknologi Bandung (ITB) Suhardja D Wiramihardja mengatakan masyarakat semakin teredukasi dengan peristwa GMT. Dia mengenang saat GMT tahun 1083, GMT terakhir yang bisa dilihat dari Indonesia, masayrakat dilarang menyaksikan GMT.

Masayarakat dilarang keluar rumah saat gerhana. Sekolah-sekolah diliburkan pada saat itu. Pemerintah membuat pengumuman bahwa untuk mencegah kebutaan massal, maka gerhana tidak boleh disaksikan. Saat itu, beredar surat dari pemerintah atas nama gubernur, bupati yang memerintahkan aktivitas dihentikan pada saat GMT.

"Bupati menginstruksikan agar pada satu hari sebelumnya masyarakat mencari rumput lebih banyak (untuk pakan ternak) agar esok hari saat terjadi gerhana tidak perlu keluar rumah," ujar dia, mengenang.

Namun, GMT tahun ini sebaliknya. Masyarakat justru antusias menyaksikan GMT. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief Yahya memproyeksi sekitar 100 ribu wisatawan mancanegara dan lima juta wisatawan domestik berpartisipasi dalam event GMT di Indonesia. GMT terjadi di 12 propinsi di Indonesia.

Arief mengatakan Indonesia tidak boleh membiarkan fenomena alam yang menakjubkan ini berlalu begitu saja. Menurut dia, Indonesia harus mengerti marketing dan promosi sehingga event ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dan pariwisata Indonesia. Dia mengingat peristiwa GMT tahun 1983, GMT terakhir yang bisa disaksikan dari Indonesia saat itu belum dikelola dengan bai, bahkan cenderung berkesan negatif sebagai sesuatu yang menakutkan.

sumber : arsip republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement