REPUBLIKA.CO.ID, Peristiwa gerhana matahari total (GMT) masih menyisakan berbagai kisah-kisah menarik. Berikut ini fakta-fakta seputar GMT 2016:
Cuaca yang berbeda
GMT 2016 bisa disaksikan di 12 propinsi di Indonesia. Namun, cuaca daerah yang dilintasi GMT tidaklah sama. Cuaca cerah saat GMT terjadi di Mentawai, Tanjung Pandan, Pasangkayu, Mukomuko, Palu, Ternate dan Balikpapan. Sementara, kondisi langit berawan terjadi di daerah Palangkaraya, Palembang, Singkut-Solorangun (Jambi), dan Ketapang (Kalimantan Barat). Langit mendung saat GMT terjadi di daerah Paringin (Kalimantan Selatan).
GMT ini dimanfaatkan oleh para ilmuwan untuk melakukan penelitian. Peneliti Observatorium Bosscha Bandung Evan Irawan Akbar mengatakan data yang diperoleh dari pemantauan GMT di berbagai lokasi akan dibandingkan untuk keperluan riset. Bosscha akan melakukan riset mengenai pengaruh GMT terhadap perubahan gravitasi dan medan magnet Bumi.
Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) juga akan menggunakan data GMT untuk keperluan riset, LAPAN bersama Badan Antariksa AS (NASA) mendapatkan data dari pantuan di Maba, Halmahera Timur. Namun, lantaran cuaca yang tidak begitu baik, pantauan GMT banyak tertutup awan. LAPAN dan NASA hanya berhasil merekam data GMT pada 60 detik terakhir.
"Saat itu awan tebal sebanyak 65 persen, di sini (Maba) lebih banyak tertutup awan," ujar peneliti LAPAN, Emanuel Sungging.