REPUBLIKA.CO.ID, Memeriksa email setelah jam kerja usai rupanya berbahaya bagi kesehatan. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa bagaimana kita berurusan dengan pesan-pesan elektronik akan mempengaruhi tingkat setres dan kesehatan secara keseluruhan.
Tim dari Future Work Centre di Inggris melakukan survei terhadap 2.000 orang di berbagai sektor. Peneliti Richard MacKinnon mengatakan email bisa menjadi alat komunikasi yang berharga. Namun, email adalah salah satu sumber frustasi bagi sebagian orang.
Orang-orang yang disurvei rupanya mengaku mengalami menghadapi tekanan tinggi ketika membuka email. Stres bukan hanya berdampak pada suasana hati. Lebih jauh, stres berdampak pada berbagai gangguan termasuk sakit jantung, bahkan gangguan memori.
Jangan Akhiri Chatting Anda dengan Titik, Ini Sebabnya
Dua dari kebiasaan yang berkaitan dengan email adalah kebiasaan memeriksa email di pagi hari dan malam hari. Hampir 62 persen responden membiarkan aplikasi email aktif sepanjang hari. Sementara, separuh dari responden mengatur notifikasi untuk email-email yang baru masuk.
Untuk mengurangi stress, peneliti menyarankan untuk menyeimbangkan antara kehidupan dan pekerjaan. Dia menyarankan untuk mengatur email ketika dirasa terlalu banyak email yang diterima sepanjang hari.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa email adalah pedang yang bermata dua," ujar dia, dikutip Science Alert.
Sementara, riset lain di tahun 2014 yang dilakukan oleh peneliti di Standford University menemukan bahwa orang yang bekerja selama 70 jam dalam sepekan tidak selalu menghasilkan pendapatan lebih baik dibandingkan dengan orang yang bekerja selama 55 jam dalam sepekan.
Bekerja keras tidak hanya menyebabkan stres, emosi dan tekanan pada tubuh. Bekerja terlalu keras bisa mengurangi jam istirahat. Para peneliti menyarakan untuk menutup aplikasi email ketika sebelum waktunya dan memanjakan diri selama beberapa saat. Hal itu justru membuat kualitas pekerjaan Anda mungkin akan menjadi lebih baik.