Rabu 16 Dec 2015 17:55 WIB

Akhirnya Facebook Bolehkan Penggunanya tak Pakai Nama Asli

Tampak seorang pria sedang mengakses laman sosial media, Facebook.
Foto: EPA
Tampak seorang pria sedang mengakses laman sosial media, Facebook.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Setelah protes keras dari berbagai komunitas, Facebook mengumumkan revisi atas kebijakan pencantuman nama asli yang kontroversial.

Pada Selasa (15/12), situs media sosial itu mengatakan, mereka akan menguji coba fitur baru yang memungkinkan pengguna berbagi situasi khusus ketika dia tidak bisa menggunakan nama asli. Fitur itu bertujuan membantu orang yang pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga, atau dalam kasus ketika orientasi seksual seseorang dapat menempatkan dia dalam bahaya.

Namun demikian, Facebook bersikeras bahwa orang harus menggunakan nama asli dalam semua situasi, kecuali situasi yang sangat tidak biasa. "Kami mewajibkan pengguna untuk memakai nama yang dikenal kawan dan keluarga," kata Facebook dalam rilisnya.

"Ketika orang menggunakan nama yang dikenal semua orang, tindak-tanduk dan kata-kata mereka menjadi lebih berbobot karena mereka lebih bertanggung jawab atas perkataan mereka.

"Kami berpegang teguh pada kebijakan ini, dan tidak mengubahnya. Namun, setelah mendengar tanggapan dari komunitas kami, kami menyadari bahwa kebijakan ini juga harus menguntungkan semua orang, terkhusus bagi komunitas yang dimarjinalisasi atau menghadapi diskriminasi."

Facebook juga menambahkan perangkat baru untuk melaporkan nama palsu, yang mengharuskan orang yang melapor menyediakan lebih banyak konteks dalam pengaduan mereka.

Situs jaringan sosial tersebut telah menghadapi tekanan dari berbagai kelompok karena pendiriannya yang keras dalam mewajibkan nama asli. Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, dikritik habis-habisan setelah dia mengatakan kalau orang yang menggunakan dua nama menunjukkan integritas yang lemah.

Baca juga: CEO Facebook Kecam Donald Trump

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement