Rabu 02 Sep 2015 13:03 WIB

'Ilmuwan Paruh-Waktu' Berlomba Daratkan Robot di Bulan

Sebuah satelit mengambil gambar permukaan bulan (ilustrasi)
Sebuah satelit mengambil gambar permukaan bulan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Tim Jerman menyebut diri mereka "Part Time Scientists" atau ilmuwan paruh waktu mengembangkan robot penjelajah yang didesain untuk mengelilingi bulan dan mampu mengirimkan kembali video dan gambar-gambar berdefinisi tinggi ke bumi.

Dengan panel surya yang bisa diatur, tiga kamera dan empat ban yang besar, robot penjelajah 'Part Time Scientists' siap beraksi. Tim ini telah mengerjakan robot tersebut sejak 2008, kata pendirinya Robert Böehme, menggunakan komponen yang aslinya dirancang untuk alat eletronik yang digunakan di bumi dan satelit.

"Menggunakan teknologi yang tidak dibuat untuk dikirimkan ke bulan adalah langkah yang penuh resiko, jadi kita harus mengecilkan semuanya agar bisa muat ke kendaraan yang hanya bisa membawa muatan seberat kurang dari empat ton," kata Böehme.

Biaya juga menjadi salah satu perhatian, yang merupakan salah satu alasan tim tersebut membuat robot penjelajah yang berteknologi setinggi mungkin. "Jadi yang ingin kita lakukan adalah membuat sebanyak mungkin peralatan teknologi tinggi yang bisa digunakan di antariksa, jadi kita bisa menjalankan peralatan tersebut dengan energi yang lebih sedikit. Energi adalah kendala utama di antariksa. Dan dengan cara ini biaya misi kami bisa dikurangi banyak," kata Böehme.

Böehme memperkirakan biaya misi mereka senilai kurang dari $30 juta. Ia berharap bisa mendapatkan kontrak untuk meluncurkan robot penjelajah tersebut di akhir tahun ini dan mengirimkannya di akhir tahun 2017.

Part Time Scientist merupakan satu dari enam belas tim dari seluruh dunia yang mencoba bersaing merebutkan hadiah Google Lunar XPRIZE senilai 30 juta dolar AS atau sekitar Rp 424 Miliar.

Lomba ini diluncurkan pada tahun 2007, untuk meletakkan robot penjelajah yang dibiayai oleh pihak swasta di permukaan bulan, berkeliling sejauh 500 meter, dan mengirimkan kembali video dan gambar-gambar berdefinisi tinggi ke bumi. Semua dilakukan dengan biaya yang jauh sedikit dari apa yang biasanya dibutuhkan untuk melaksanakan satu misi NASA.

15 tim lainnya yang ikut dalam kompetisi ini berasal dari Brazil, Kanada, Chile, Hungaria, Jepang, Israel, Italia, Malaysia, India dan Amerika Serikat.

sumber : VOA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement