Jumat 04 Jun 2010 05:45 WIB

Awas, Predator Ponsel Qwerty Asia Segera Hadir

Nokia C3
Foto: Nokia
Nokia C3

REPUBLIKA.CO.ID,Nokia Indonesia secara resmi mengumumkan ponsel Qwerty terbarunya C3, yang mulai dipasarkan pekan ini. Ponsel yang dibanderol dengan harga Rp 1.159.999 ini diharapkan mampu mengikuti sukses pendahulunya yang mengusung desain Qwerty, E72, E71 dan E63.

Ketiga ponsel kategori bisnis ini, konon membukukan sukses penjualan yang signifikan. Di tingkat global, tiga seri E ini membukukan penjualan belasan juta unit dalam waktu setahun. Nokia C3--yang notabene ponsel Qwerty--, diharapkan sukses menembus pasar.

Dari sisi kategori atau segmentasi, seri E memang berbeda dengan C3. Namun memperhatikan desain yang diusung--bar dengan full qwerty--, Nokia Indonesia rupanya tengah melakukan penetrasi pasar yang serius pada segmen penggila full qwerty.

Pada saat yang sama, Nokia rupanya tengah memasang benteng yang kokoh agar mampu mempertahankan dominasi pasar low high end  di Indonesia. Kabarnya, banjir ponsel Qwerty lokal sempet menggerus ceruk pasar Nokia.

Bukan rahasia umum lagi bahwa banjir ponsel qwerty dengan merek lokal atau ponsel produk China telah menggerogoti pasar pemain lama. Penetrasi ponsel Cina berhasil meningkatkan pangsa pasar ponsel Cina hingga enam sampai delapan persen, dan diperkirakan akan meningkat menjadi sepuluh hingga 12 persen pada tahun 2010.

Namun kehadiran C3 dilaporkan membuat distributor ponsel merek lokal was-was. Kekhawatiran serupa muncul para distributor ponsel produk Korea Selatan yang belakangan tengah naik daun. Produk Nokia terbaru ini memang akan menjadi pesaing utama mereka.

Sejauh yang bisa diamati, desain full qwerty, aplikasi jejaring sosial dan harga murah menjadi selling point ponsel Cina. Ponsel ini hadir ditengah demam facebook. Wajar jika Nexian atau HT Mobile menangguk sukses. Produk ini tidak hanya menyasar para pengguna baru, namun juga menggoda pengguna existing di kalangan kelas menengah.

Sukses ponsel Cina membuat gerah kalangan vendor global. Samsung dan LG, misalnya. Dua vendor ponsel asal Korea Selatan ini gencar merilis ponsel Qwerty atau full touchscreen dengan harga yang kompetitif, berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 1,4 juta. Baik LG maupun Samsung menangguk sukses dengan ponsel Rp 1 jutaan mereka.

Nokia, rupanya juga tergoda. Fenomena ini, antara lain tercermin dari keputusan untuk menjadikan Indonesia sebagai pionir pemasaran C3 secara global. Sekalipun demikian, Head of Marketing Nokia Indonesia, Goh Doh Hau menepis anggapan C3 disiapkan untuk menghadang ponsel Cina atau Korea Selatan. ''Tidak begitu. Kami melihat ada kebutuhan yang harus dipenuhi. C3 merupakan upaya memenuhi pelanggan kami,'' kata Goh.

C3 yang mengusung sistem operasi S40 memang lebih mengedepankan kemudahan akses ke situs jejaring sosial, utamanya facebook. Kustomisasi aplikasi facebook diharapkan menjadi selling point ponsel ini. Dukungan wifi, menjadikan C3 berbeda dengan produk serupa dikelasnya.

Meningkatnya pengguna facebook mobile di Indonesia, menjadi salah satu faktor yang mendorong Nokia merilis ponsel ini untuk pertama kali di Indonesia. Facebook, tak urung menjadi unggulan utama. Pendekatan yang sama diterapkan ponsel Cina maupun Korea Selatan.

"Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna jejaring sosial terbesar di dunia. Kami optimis C3 bisa memberikan sentuhan yang lain untuk tetap terhubung dengan siapapun melalui layanan tersebut," ujar Country Manager Nokia Indonesia Bob McDougall

Sekalipun C3 dilepas dengan harga yang relatif murah, Bob mengingatkan bahwa hal ini tidak berarti Nokia memberikan layanan seadanya. Bob menambahkan bahwa fitur-fitur jejaring sosial di C3 dibuat dalam bentuk client dan bukan browser. Aplikasi ini diharapkan bisa memaksimalkan akses ke facebook dan twitter.

Selain jejaring sosial, C3 juga telah mendukung layanan Nokia Messaging. Ponsel ini tercatat sebagai Nokia dengan S40 pertama yang telah mendukung Nokia Messaging. Layanan push mail yang dikembangkan Nokia ini mendukung hingga 10 akun. Wifi memberikan alternatif untuk akses.

Ponsel Cina yang harganya berkisar Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta, juga memiliki dukungan terhadap facebook. Belum semuanya berupa client, sebagian besar masih berupa browser. Dalam praktik, akses ke jejaring sosial tidak semudah yang dibayangkan.

Ponsel Cina juga memiliki dukungan push mail, dengan akun maksimal dua. Dari ujicoba beberapa merek ponsel Cina, layanan push mail yang ditawarkan belunm sempurna. Kadang hanya bisa menerima saja atau mengirim saja. Kapasitasnya juga terbatas.

Bagaimana dengan produk Korea Selatan. Ponsel dengan harga berkisar Rp 1 juta hingga Rp 1,3 juta dilengkapi dengan aplikasi facebook atau twitter. Namun demikian, ponsel sekelas produk Korea Selatan belum dilengkapi dengan layanan push mail default. Pengguna bisa menggunakan layanan push mail dengan memanfaatkan layanan pihak lain, seperti YahooGo.

Aplikasi facebook yang telah dikustomisasi, dukungan Nokia Messaging, Wifi serta harga jual yang berkisar pada angka Rp 1 jutaan diperkirakan akan menjadi salah satu daya pikat tersendiri di pasar Indonesia. Karenanya bergantung pada Nokia Indonesia , bagaimana melakukan komunikasi kepada publik berbagai kelebihan yang dimiliki C3.

Bila komunikasi berhasil, tidak tertutup kemungkinan C3 akan akan mendominasi pasar ponsel Qwerty  kategori menengah bawah di Indonesia, utamanya segmen anak muda. C3 akan memaksa ponsel dengan merek lokal melakukan reevaluasi produk dan pasar. Pada saat yang sama ia akan membayangi dengan ketat geliat ponsel Korea Selatan di Indonesia dengan ponsel Qwerty atau touchscreen murah. C3 akan menjadi predator.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement