REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Xiaomi mempertegas langkahnya di Indonesia sebagai perusahaan pengembang teknologi. Terhitung sejak hari ini, Jum'at (10/2), Xiaomi resmi merilis Redmi 4A sebagai ponsel pintar dengan 100 produksi di dalam negeri.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk tanggapan Xiaomi terhadap peraturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang mulai diterapkan pemerintah Indonesia awal tahun ini. "Pasar Indonesia penting bagi kami, Redmi 4A menjadi bukti nyata ketegasan kami terhadap peraturan TKDN," ujar Senior Vice President Xiaomi Wang Xiang dalam acara peluncuran Xiaomi Redmi 4A Kami Buatan Indonesia di JW Marriott Hotel, Jakarta.
Dalam perakitan, Xiaomi mempercayakan pabrik PT Sat Nusapersada di Batam. Seperti diketahui, pabrik tersebut merupakan perusahaan perakit electronic manufacturing services (EMS). Komponen rata-rata masih impor dari Cina.
Pimpinan PT Sat Nusapersada Abidin Hasibuan menjelaskan, pabrik memiliki kapasitas produksi hingga 3 juta ponsel per bulan. Namun angka untuk pembuatan Redmi 4A diserahkan pada pihak Xiaomi. "Mungkin untuk yang pertama targetnya 300 sampai 500 ribu unit per bulan," jelas Abidin.
Selain itu, Xiaomi juga bekerja sama dengan PT TSM Technologies sebagai design house smartphone. Kemudian untuk pendistribusian menggandeng PT Erajaya melalui Erafone, serta PT Teletama Artha Mandiri (TAM).
Redmi 4A memiliki spesifikasi dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 425 dual sim mendukung jaringan 4G. Beratnya hanya 131,5 gram dan dilengkapi baterai 3120 mAh. Ponsel bisa bertahan hingga tujuh hari apabila dalam kondisi stand by. Ponsel memiliki kamera utama 13 MP dan 5 MP di bagian depan.
Fitur yang paling dibanggakan, Redmi 4A memiliki Dual Apps yang bisa memuat dua akun Whatsapp Messenger dan lainnya dalam satu ponsel. Untuk pengguna yang ingin membedakan ponsel kerja dan personal tidak perlu menggunakan dua ponsel lagi. Redmi 4A dibanderol seharga Rp 1,5 juta per unit.
Ikuti Whatsapp Channel Republika