Rabu 26 May 2010 04:56 WIB

Ingin Privasi Lebih di Facebook? Coba Openbook

Openbook, tampilan fitur sederhana pengatur privasi Facebook, karya Will Moffat.
Foto: SNAPSHOT/WIRED
Openbook, tampilan fitur sederhana pengatur privasi Facebook, karya Will Moffat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Facebook dinilai kian tersesat dalam isu privasi. Dorongan ambisi untuk membuat situs itu sebagai pusat jaringan dunia maya membuat pengguna kian terpublikasi.

Namun bagi anda yang masih peduli privasi, coba tengok salah satu seruan terbaik dari penulis kode aplikasi (coder) berbasis di San Fransisco, Will Moffat. Ia menciptakan sebuah situs bernama Openbook yang memungkinkan orang-orang mencari dan melihat apa yang telah ditulis orang-orang dalam pembaruan status yang dipublikasi di dunia. Banyak dari mereka masuk kategori "terlalu banyak informasi" yang dipaparkan.

Pekan lalu, Facebook mengumukan, bahwa perusahaan akan menawarkan pilihan privasi 'lebih sederhana' untuk para pengguna. Sistem, yang dikonfirmasi sang CEO, Mark Zuckerberg, akan berada dalam Option-Edit (Pilihan Edit), tepatnya di halaman profil pengguna, demikian kutip Washington Post awal pekan ini.

Namun, masih belum diketahui seperti apa bentuk kontrol yang lebih sederhana itu. Tapi Moffat, yang pernah mengatakan Facebook memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi penggunanya, memiliki pula gagasan sederhana.

Gagasan Moffat berupa slider yang terletak pada halaman profil yang bisa membuat Facebook menjamin tidak akan mempublikasikan sesuatu tanpa mendapat restu pemilik akun. Cara menggunakan fitur itu pun sederhana.

"Menggeser ke kanan membuat segala informasi tampil ke publik. Menggeser ke kiri membuat semua menjadi privat atau tertutup," bunyi saran dalam situs online Moffat. "Sederhana, begitulah seharusnya." tulis situs itu lagi.

Ketika Facebook akhirnya merilis kontrol barunya dalam beberapa hari atau pekan mendatang, contoh utak-atik Moffat tentu bakal menjadi pembanding menarik. Usai menciptakan fitur Openbook, Moffat pun memanggil dirinya sendiri "aktivis yang tertarik dalam perdebatan karena kecelakaan" dan menyaksikan apa-apa yang ditayangkan secara publik oleh orang-orang

Menanggapi itu ia pun marah, terutama oleh sikap arogan Facebook . "Mereka (Facebook) mencoba mengubah masyarakan menjadi kurang tertutup, sedikit privat," ujar Moffat. Tapi melihat aksi mereka, memonopoli jejaring sosial, saya pikir mereka tetap memiliki tanggung jawab moral untuk menghormati norma sosial."

sumber : WIRED
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement