Sabtu 23 Jan 2021 05:00 WIB

Meteorit di Jerman Miliki Karbonat Tertua di Tata Surya

Karbonat terbentuk 2 juta tahun setelah pembentukan benda padat pertama di Tata Surya

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Salah satu meteorit jtuh. ilustrasi
Foto: WIKI/WIRED
Salah satu meteorit jtuh. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sebuah meteorit yang jatuh di utara Jerman pada tahun 2019 mengandung karbonat yang termasuk yang tertua di tata surya. Meteorit itu juga membuktikan keberadaan air paling awal di planet kecil.

Temuan diperoleh lewat Probe Ion resolusi tinggi - instrumen penelitian di Institut Ilmu Bumi di Universitas Heidelberg. Investigasi oleh Kelompok Riset Kosmokimia yang dipimpin oleh Prof.Dr Mario Trieloff adalah bagian dari studi konsorsium yang dikoordinasikan oleh Universitas Münster dengan ilmuwan yang berpartisipasi dari Eropa, Australia dan Amerika Serikat.

Baca Juga

Karbonat adalah batuan yang ada di mana-mana di Bumi. Batuan dapat ditemukan di pegunungan Dolomites, tebing kapur di pulau Rügen, dan di terumbu karang di lautan. Mereka menghilangkan sejumlah besar gas rumah kaca CO2 dari atmosfer, membuatnya relevan dengan iklim.

Berbeda dengan Bumi saat ini, tidak ada batuan karbonat selama pembentukan bumi purba, ketika planet mengalami terik panas. Meteorit yang jatuh ke Bumi pada September 2019, dijuluki sebagai meteorit Flensburg sesuai tempat ditemukannya. Meteorit itu diklasifikasikan sebagai kondrit berkarbon yang merupakan bentuk meteorit yang sangat tidak biasa dan langka.

Menurut Prof.Dr Addi Bischoff dan Dr Markus Patzek dari Universitas Münster, temuan ini cukup unik.

"Pada masa awal Tata Surya, batuan tersebut secara luas terpapar cairan berair dan karenanya membentuk silikat dan karbonat yang mengandung air," tulis hasil penelitian mereka dilansir dari Science daily pada Jumat (22/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement