Selasa 28 May 2024 08:13 WIB

Pemerintah Rancang Peringatan Dini Banjir Bandang Berbasis Komunitas

BMKG telah menghitung kebutuhan EWS untuk jenis ini sebanyak 23 titik.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Friska Yolandha
Tim SAR gabungan bersama relawan melakukan pencarian korban banjir bandang yang hanyut dari Nagari Pandai Sikek dengan menyisiri sungai di Lembah Anai, Tanah Datar, Sumatera Barat, Sabtu (18/5/2024). BPBD Sumbar mencatat, total jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang  dan longsor di lima daerah di provinsi itu sebanyak 61 orang, termasuk 5 orang belum terindentifikasi, sementara 14 orang lagi masih dilakukan pencarian. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/wpa.
Foto:

“Ironinya setelah banjir bandang pertama itu, BNPB itu mengadakan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana di Padang. Dengan tema kesiapsiagaan gempa-tsunami. Kan ironis sekali. Yang siaganya itu Marapi. Kok latihan kesiapsiagaannya gempa-tsunami? Yang kebutuhan masyarakat kan harusnya mitigasi persepsiagaan Merapi. Dan itu tidak dilakukan sama sekali,” kata dia.

Menurut dia, sebelum terjadi banjir bandang akibat lahar dingin beberapa hari lalu pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah memberikan peringatan. Tapi, lagi-lagi tidak ada tindak lanjut akan peringatan tersebut. Padahal, pada masa itu pula, masyarakat desa di sekitar Marapi beserta relawan juga sudah meminta untuk diberikan pemahaman tentang upaya mitigasi bencana.

“Masyarakat desa itu sudah meminta untuk diberikan sosialisasi, pemahaman bagaimana upaya-upaya. Tidak direspon sama sekali. Jadi kalau menurut saya, Pak Muhajir itu bilang begitu (lengah), benar adanya,” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengakui agak lengah dengan bencana lahar dingin dan banjir akibat Gunung Marapi di Sumatera Barat. Dia menyatakan akan mencari solusi permanen terkait bencana tersebut agar tak terjebak di dalam kebodohan.

“Yang itu yang kemarin mungkin agak lengah kita. Dan ini menjadi pelajaran yang sangat berharga walaupun sangat menyakitkan. Dan nanti saya akan segera datang ke sana untuk mencari solusi permanennya seperti apa. Karena kita tidak ingin terjadi berulang-ulang. Ciri kebodohan itu adalah kesalahan yang terjadi berulang-ulang,” ujar Muhadjir di Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (14/5/2024).

Muhadjir mengatakan, bencana lahar dingin dan banjir yang terjadi di Sumatera Barat kali ini jauh lebih parah jika dibandingkan dengan yang terjadi sebelumnya. Kejadian kali ini pun memakan korban cukup banyak. Sebab itu, dia berharap pemerintah dapat mencari solusi yang permanen untuk mengantisipasi lahar dingin dari Gunung Marapi.

Menurut Muhadjir, beberapa waktu lalu sejatinya dirinya telah mengingatkan, Sumatera Barat adalah provinsi yang paling tinggi risiko bencana alamnya di antara provinsi lain di Indonesia. Sebab, pada 2023 lalu saja itu dari 5.400 kejadian bencana di Indonesia, 460 di antaranya terjadi di Sumatera Barat.

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement