Ahad 03 Dec 2023 16:54 WIB

Google Maps Kini Banyak Diprotes, Ternyata Ini Penyebabnya

Google Maps mendapatkan pembaruan terkini yang justru membingungkan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Google telah mulai meluncurkan skema warna aplikasi baru, namun sayangnya perubahan baru ini menuai banyak protes dari para pengguna./ilustrasi
Foto: Google
Google telah mulai meluncurkan skema warna aplikasi baru, namun sayangnya perubahan baru ini menuai banyak protes dari para pengguna./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Google Maps, aplikasi navigasi yang digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia, mendapatkan pembaruan terkini. Google telah mulai meluncurkan skema warna aplikasi baru, namun sayangnya perubahan baru ini menuai banyak protes dari para pengguna.

Pembaruan ini membuat tampilan jalan berwarna abu-abu, bukan putih atau kuning, sedangkan rute aktif berwarna biru lebih gelap dan rute alternatif berwarna biru muda, bukan abu-abu.

Baca Juga

Melalui media sosial, beberapa pengguna mengkritik perubahan tersebut karena dianggap sulit dibaca dan tidak menarik, dengan beberapa menyebut warna baru ini 'kaku dan jelek'. Sementara itu, para ahli mata telah menyuarakan kekhawatiran tentang risiko tidak terbaca oleh penderita buta warna.

Di X (sebelumnya Twitter), ramai pengguna menyuarakan keluhan dan kebingungan mereka dengan skema warna baru aplikasi.

“Apakah ada yang mengubah skema warna Google Maps?” tanya salah satu pengguna X yang bingung, seraya menambahkan: “Saya tidak menyukainya”.

“Warna Google Maps baru sangat kaku dan jelek”, kata komentator lain, yang menyebut 'Google Maps selalu hangat dan nyaman'.

Yang lain memenulis: 'Ada apa dengan skema warna aneh dalam mode default Google Maps? Tolong kembalikan skema warna aslinya.'

Sementara yang lain dengan blak-blakan menambahkan: 'Skema warna Google Maps baru ini mengerikan.'

Banyak pengguna media sosial yang tidak menyukai skema warna baru ini, dengan menyebutnya 'jelek', 'aneh', dan bahkan 'mengerikan'.

Pengguna media sosial lainnya juga mengakui perubahan tersebut telah menyebabkan perubahan warna yang tidak biasa dan tidak diinginkan pada fitur alam seperti pantai dan perairan.

Pengguna One X membagikan gambar Pantai Blackpool, dan menulis: “Warna Google Maps baru untuk pantai! apakah ini abu-abu pucat yang merupakan pilihan yang tidak biasa”.

Yang lain membagikan gambar peta New York, sambil mengeluh bahwa perubahan tersebut telah mengurangi kontras antara air dan daratan. “Mengapa mereka melakukan ini pada Google Maps,” kata warganet. “Mengapa mereka mengubah warna airnya,” timpal yang lain.

Berikut perubahan warna pada pembaruan baru Google Maps.

Jalan: Berubah dari kuning atau putih menjadi abu-abu

Rute Aktif: Berubah dari biru menjadi biru tua

Rute Alternatif: Berubah dari abu-abu menjadi biru muda

Air: Diubah ke warna biru yang lebih terang

Hutan: Diubah ke warna hijau yang lebih gelap

Selain ramai dikritik pengguna dengan penglihatan normal, perubahan ini juga dinilai bisa mempersulit penyandang buta warna untuk menggunakan aplikasi, menurut Robin Spinks, kepala desain Royal National Institute for Blind People.

“Kami tahu ada laporan orang-orang mengalami masalah dengan pembaruan ini,” kata Spinks kepada MailOnline, dilansir Ahad (3/12/2023).

Dia mengaku telah berbicara dengan tim terkait di Google. Spinks juga menunjukkan bahwa tidak jarang pembaruan baru menimbulkan masalah aksesibilitas yang menyulitkan penderita masalah penglihatan, sehingga pembaruan ini perlu diperbaiki.

Secara khusus, orang-orang dengan gangguan warna dipengaruhi oleh desain warna buram atau tema dengan tingkat kontras rendah. “Merupakan tantangan yang terus-menerus untuk mempromosikan desain inklusif di setiap tahap proses pembangunan,” tambahnya.

Menurut Kathryn Albany-Ward, pendiri Color Blind Awareness, Google Maps akan sulit diakses oleh orang buta warna Mengingat ada 300 juta orang yang buta warna di seluruh dunia, maka ini juga penting menjadi perhatian.

Pembaruan pertama kali terlihat pada bulan Agustus, meskipun awalnya terbatas pada pengujian terbatas. Sejak itu, pengguna mulai memperhatikan perubahan tersebut mulai bulan September, namun perubahan tersebut kini akan diterapkan ke lebih banyak perangkat di Android dan iOS. Sejaub ini Google memberikan komentar resmi terkait keluhan pengguna.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement