REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sejumlah faktor yang menentukan masa pakai baterai ponsel, termasuk tahun produksi dan usia bahan kimianya. Degradasi baterai bisa terjadi secara bertahap karena berbagai variabel seperti fluktuasi suhu serta cara pemakaian.
Dikutip dari laman ABC News, Selasa (10/10/2023), pola pengisian dan pengosongan daya baterai juga berpengaruh pada masa pakai baterai ponsel. Pertanyaannya, seperti apa pola pengisian daya baterai yang baik? Bolehkah mengisi daya ponsel hingga semalaman?
Seiring waktu, penuaan kimiawi pada baterai lithium-ion mengurangi kapasitas pengisian daya, masa pakai baterai, dan kinerja. Penelitian pada 2019 menemukan bahwa baterai ponsel pintar rata-rata dapat menjalani 850 siklus pengisian atau pengosongan penuh sebelum kapasitasnya turun hingga di bawah 80 persen.
Itu berarti hanya tersisa 80 persen dari kapasitas baterai awal setelah sekitar dua hingga tiga tahun penggunaan. Pada titik itulah, baterai mulai terkuras lebih cepat. Sebagian besar ponsel cerdas generasi baru memerlukan waktu antara 30 menit dan dua jam untuk terisi penuh.
Waktu pengisian daya bervariasi tergantung pada kapasitas baterai perangkat. Kapasitas yang lebih besar memerlukan lebih banyak waktu. Namun, tidak disarankan mengisi daya ponsel semalaman, sebab itu bisa mempercepat penuaan baterai. Siklus pengisian daya penuh (mulai dari nol sampai 100 persen) juga harus dihindari untuk memaksimalkan masa pakai baterai ponsel.
Setiap jenama pun memiliki pakem sendiri terkait masa pakai baterai ponsel. Apple, misalnya, mengatakan baterai iPhone dirancang untuk mempertahankan hingga 80 persen dari kapasitas aslinya pada 500 siklus pengisian penuh saat beroperasi dalam kondisi normal.
Karenanya, membiarkan iPhone tetap terpasang ke charger saat sudah terisi penuh dalam waktu lama dapat membahayakan kesehatan baterainya. Daripada mengisi ulang hingga penuh, disarankan untuk mengisi baterai Anda hingga 80 persen dan jangan membiarkannya turun di bawah 20 persen.
Hal sama disampaikan Samsung, yang pernah memberikan keterangan bahwa terlalu sering mengisi daya baterai hingga 100 persen dapat berdampak negatif pada masa pakai baterai secara keseluruhan. Pengguna ponsel Samsung dianjurkan mengisi daya tidak sampai benar-benar penuh.
Secara teori, baterai lithium-ion yang dayanya diisi secara berlebihan dapat menimbulkan risiko keselamatan seperti baterai menjadi terlalu panas atau terbakar. Kabar baiknya, sebagian besar ponsel modern memiliki perlindungan internal yang secara otomatis menghentikan pengisian daya baterai lebih dari 100 persen.
Fitur itu mencegah kerusakan akibat pengisian daya yang berlebihan. Namun, setiap kali baterai turun hingga 99 persen (karena aplikasi yang berjalan di latar belakang), baterai akan "mengisi sedikit". Baterai akan mulai mengisi daya lagi untuk mempertahankan status terisi penuh.
Pengisian daya terus-terusan malah dapat menguras baterai seiring berjalannya waktu. Itu sebabnya banyak produsen memiliki fitur untuk mengaturnya. Contohnya, iPhone yang menawarkan fungsionalitas untuk menunda pengisian daya hingga melebihi 80 persen. Ponsel Samsung Galaxy memberikan opsi untuk membatasi daya hingga 85 persen.
Sangat kecil kemungkinan ponsel akan meledak akibat pengisian daya, terutama karena sebagian besar ponsel kini memiliki perlindungan otomatis terhadap pengisian daya berlebih. Namun, selama bertahun-tahun ada sejumlah laporan tentang ponsel yang meledak secara tidak terduga.
Hal itu biasanya terjadi akibat kesalahan produksi, kualitas perangkat keras yang buruk, atau kerusakan fisik. Baterai ponsel litium-ion bisa menjadi terlalu panas ketika panas yang dihasilkan selama pengisian daya tidak dapat hilang. Hal ini dapat menyebabkan luka bakar atau, dalam kasus yang ekstrim, menyebabkan kebakaran.
Baterai beroperasi secara efektif dalam kisaran suhu nol hingga 40 derajat Celsius. Pada suhu lebih tinggi, bahan-bahan dalam baterai dapat mengembang sehingga berpotensi menyebabkan kebakaran atau ledakan. Memakai pengisi daya atau kabel yang tidak kompatibel, rusak, atau berkualitas buruk juga dapat menyebabkan panas berlebih, bahaya kebakaran, dan memicu kerusakan pada ponsel.