Kamis 20 Jul 2023 21:35 WIB

Seniman Jepang Eksplorasi AI Generatif, Ini Karya yang Dihasilkan

Para seniman ini berharap teknologi bisa mendukung proses kreatif.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Seniman dan pencipta manga Jepang sedang mengeksplorasi penggunaan kecerdasan buatan generatif./ilustrasi
Foto: deviantart
Seniman dan pencipta manga Jepang sedang mengeksplorasi penggunaan kecerdasan buatan generatif./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Seniman dan pencipta manga Jepang sedang mengeksplorasi penggunaan kecerdasan buatan generatif. Mereka melihat penggunaan teknologi apakah memudahkan untuk membuat draf ilustrasi dan plot cerita, serta membuat proses kreatif jauh lebih efisien.

Meskipun demikian, seniman manga tetap berhati-hati tentang seberapa banyak kecerdasan buatan (AI) dapat diandalkan untuk menghasilkan karya yang cukup menawan untuk dijual ke publik. Mereka juga khawatir tentang potensi pelanggaran hak cipta AI, mengingat teknologi semacam itu biasanya dilatih menggunakan data dalam jumlah besar dari sumber internet.

Baca Juga

Baru-baru ini, sebuah proyek diluncurkan di Tokyo untuk membuat episode manga “Black Jack" Osamu Tezuka yang terkenal. Proyek itu ingin menggunakan AI generatif untuk dirilis di majalah mingguan pada musim gugur ini. Dijuluki sebagai Dewa Manga, Tezuka meninggal pada 1989 dalam usia 60 tahun. Tezuka menulis sekitar 150 ribu halaman manuskrip untuk sekitar 700 judul.

"Kami berpikir bahwa bagaimanapun kami menggunakan AI, itu tidak akan menghasilkan produk akhir yang mengungguli karya asli Osamu Tezuka, tetapi akan sangat berarti jika sebuah karya mencapai skor 50 (dari 100)," kata seorang anggota proyek yang juga putra dari Osamu Tezuka dan direktur di Tezuka Productions Co, Makoto Tezuka dilansir Japan Today, Kamis (20/7/2023).

Proyek ini bertujuan untuk menggunakan AI generatif yang dapat dilatih pada struktur plot masa lalu dan hubungan antara Black Jack dan karakter manga lainnya. Serial ini adalah drama medis yang terdiri dari lebih dari 200 episode tentang Black Jack, seorang ahli bedah tanpa izin, tapi jenius. Manga baru ini akan dirilis di majalah komik mingguan "Shukan Shonen Champion", yang menerbitkan seri Black Jack dari 1973 hingga 1983.

Tezuka dan anggota proyek lainnya menekankan bahwa mereka mengharapkan teknologi memainkan peran pendukung dalam proses kreatif, seperti menawarkan saran alur cerita, serta membuat desain karakter dan dialog dari perintah yang dibuat oleh instruksi dari pencipta, termasuk tema umum dan penggambaran dunia fiksi.

"Kami pencipta pasti akan membuat sentuhan akhir, karena pada akhirnya kami ingin menghasilkan sesuatu yang akan dinikmati oleh pembaca. Kami merasa bertanggung jawab tentang itu," ujar Tezuka menjelaskan pada konferensi pers tentang proyek tersebut.

Dia mengatakan bahwa banyak pencipta akan menggunakan AI untuk membuat episode Black Jack baru untuk proyek tersebut, dengan cerita yang paling menarik akan dipilih untuk terbit. "AI hanyalah alat, dan yang penting adalah bagaimana seseorang menggunakannya. Orang yang berbeda akan menggunakannya dengan cara unik sendiri, sesuai dengan gaya mereka,” kata Tezuka.

Namun, Tezuka berpendapat bahwa AI masih berurusan dengan berbagai ambiguitas dan kehalusan dalam dunia fiksi dan alur cerita yang dihasilkan oleh proses penulisan kreatif manusia. "Saya pikir itu mungkin, misalnya, AI akan menghasilkan gambar yang terlalu jelas dan tepat, dan seorang pencipta perlu menyesuaikannya untuk menambah tingkat kedalaman dan ambiguitas," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement