REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) menemukan atmosfer planet raksasa gas di seluruh galaksi Bima Sakti bisa sangat berbeda dari yang ada di tata surya Bumi.
Pengamatan dari exoplanet HD149026b yang jauh, juga dikenal sebagai Smertrios, mengungkapkan bahwa atmosfer planet ini diduga kaya unsur berat. Bukan berupa hidrogen dan helium, di atmosfer Smertrios, JWST mendeteksi konsentrasi karbon dan oksigen yang tinggi.
Hasilnya mengejutkan para astronom. Di planet raksasa gas tata surya kita, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, para ilmuwan melihat korelasi yang jelas antara massa planet dan jumlah elemen berat di atmosfer. Semakin masif planet ini, semakin rendah konsentrasi unsur-unsur ini di atmosfernya.
“Planet raksasa tata surya kita menunjukkan korelasi yang hampir sempurna antara komposisi keseluruhan dan komposisi atmosfer dan massa,” kata Jacob Bean, seorang profesor astronomi dan astrofisika di University of Chicago, Illinois dan penulis utama makalah baru yang menjelaskan pengamatan, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Dilansir dari Space, Kamis (30/3/2023), para astronom melihat atmosfer yang lebih beragam di exoplanet raksasa gas sebelumnya, tetapi komposisi atmosfer HD149026b tidak masuk akal.
“[Planet ini memiliki] massa Saturnus, tetapi atmosfernya tampaknya memiliki sebanyak 27 kali jumlah unsur berat dibandingkan dengan hidrogen dan helium yang kita temukan di Saturnus,” ungkap rekan penulis studi Jonathan Lunine, seorang profesor di Departemen Ilmu Fisika di Cornell University, dalam pernyataan itu.
HD149026b, atau Smertrios, adalah yang disebut 'hot Jupiter'. Ini adalah planet mirip Jupiter yang mengorbit sangat dekat dengan bintang induknya.
Dalam kasus Smertrios, jarak ini sangat pendek sehingga satu tahun planet hanya berlangsung selama tiga hari Bumi. Akibat kedekatannya dengan bintang, suhu di atmosfer Smertrios mencapai 1.425 derajat Celcius.
Besaran suhu itu tiga kali lebih tinggi dari suhu permukaan planet terpanas di tata surya, Venus. Namun, itu tidak menjelaskan komposisi atmosfer planet yang tidak biasa.
“Tampaknya setiap planet raksasa berbeda, dan kami mulai melihat perbedaan itu berkat JWST,” kata Lunine. “Dalam makalah ini, kami telah menentukan berapa banyak molekul relatif terhadap komponen utama gas, yaitu hidrogen, unsur paling umum di alam semesta. Itu memberi tahu kita cukup banyak tentang bagaimana planet ini terbentuk.”
Dengan mengukur komposisi atmosfer sebuah planet, para ilmuwan dapat memperoleh wawasan tentang kimiawi bintang induknya dan bahan pembentuknya jutaan atau miliaran tahun yang lalu. Dari hasil studi diketahui, piringan planet yang memunculkan Smertrios pasti memiliki lebih banyak karbon dibandingkan dengan oksigen daripada piringan yang melahirkan tata surya kita.
Para peneliti berencana mempelajari Planet Jupiter yang lebih panas di tahun mendatang, dengan harapan menemukan “tren statistik” di balik keragaman komposisi kimianya.