REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meta, induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, Meta ingin terus membuat seluruh platform media sosial itu bisa makin luas memenuhi kebutuhan masyarakat. Meta tak ingin seluruh platform itu hanya jadi platform untuk keperluan personal tapi bisa jadi penunjang bagi para pelaku bisnis.
Country Director Meta Indonesia, Pieter Lydian mengatakan, Meta bekerja didasari misi dan fokus untuk memampukan orang-orang di Indonesia dalam membangun masa depan dan maju dalam kehidupannya.
"Sepanjang tahun 2022, kami melihat inovasi teknologi telah berperan dalam membantu pelaku bisnis untuk terus tumbuh, serta membantu komunitas untuk terus terhubung dengan lebih banyak orang dan saling berbagi inspirasi. Di tahun 2023 mendatang, Meta akan terus berfokus untuk mendukung orang-orang di atas Facebook, Instagram dan WhatsApp, mengadopsi kekuatan teknologi digital untuk memberikan dampak yang lebih luas kepada bisnis dan komunitas,” ujar Pieter Lydian dalam diskusi media yang digelar Meta di Jakarta beberapa waktu lalu.
Tahun depan Meta akan berfokus pada tiga hal utama. Pertama, membantu pelaku bisnis melalui kekuatan teknologi digital. Kedua, mendukung akselerasi digital melalui serangkaian kemitraan dan program. Ketiga, mendorong tren dan inspirasi bagi kreator dan komunitas yang menggunakan platform-platform Meta.
Dari sektor bisnis, Meta melihat di tahun 2023 aktivitas bisnis di ranah online akan semakin erat dengan penggunaan layanan perpesanan bisnis atau business messaging, terutama melalui layanan WhatsApp yang begitu populer di Indonesia.
"Studi yang diluncurkan oleh Kantar di tahun 2022 menunjukkan, 7 dari 10 orang di Indonesia lebih suka menggunakan layanan business messaging untuk terhubung dengan bisnis daripada melalui telepon atau email," ucapnya.
Hal itulah yang membuat perusahaan teknologi multinasional yang berbasis di AS itu memutuskan untuk lebih fokus mengakomodasi sektor bisnis di tahun depan.
Kepala Industri Meta di Indonesia, Aldo Rambie mengatakan, pertumbuhan penggunaan business messaging memang mengalami peningkatan signifikan sepanjang tahun ini. Artinya, bisnis dan konsumen sudah menempatkan hal tersebut sebagai cara yang signifikan untuk memperoleh barang atau jasa dari bisnis secara personal.
"Hal ini juga didorong dengan lebih banyaknya kelompok Milenial dan Gen-Z yang terus menciptakan tren dan inovasi di ranah digital, termasuk menentukan bagaimana perjalanan belanja online dengan metode perpesanan. Kami melihat kesempatan yang besar kedepannya mengingat Indonesia juga adalah salah satu negara dengan pengguna teknologi digital terbesar di dunia,” kata Aldo Rambie.
Agar pelaku bisnis dapat terus tumbuh dan berkembang untuk bisa memanfaatkan teknologi digital secara maksimal, Meta juga akan melanjutkan beragam program pelatihan untuk pelaku bisnis diantaranya Meta Boost. Sepanjang 2021-2022, Meta Boost telah melatih 14.860 UKM dan program #Shemeansbusiness yang merupakan program untuk memberdayakan pengusaha perempuan yang tahun 2022 ini sudah melatih 15.349 pelaku usaha perempuan.
Selain pelaku bisnis, Meta juga akan berfokus untuk melanjutkan program-program yang ditujukan untuk berbagai komunitas yang tumbuh di atas platform. Tahun ini, Meta juga melihat bagaimana komunitas yang ada di Facebook dan Instagram telah mengadopsi pengalaman awal metaverse untuk dapat terhubung dengan lebih banyak orang dengan cara yang unik dan berbeda, salah satunya melalui pengalaman Augmented Reality (AR).