Kamis 13 Oct 2022 02:48 WIB

Ilmuwan Ciptakan Kamera Terbesar di Dunia untuk Ungkap Misteri Alam Semesta

Kamera digital terbesar dunia akan memiliki lensa selebar 1,65 meter.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Indira Rezkisari
Laboratorium di Amerika Serikat (AS) hampir menyelesaikan pembangunan kamera digital terbesar di dunia yang bertujuan menangkap langit malam dengan sangat detail.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Laboratorium di Amerika Serikat (AS) hampir menyelesaikan pembangunan kamera digital terbesar di dunia yang bertujuan menangkap langit malam dengan sangat detail.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah laboratorium di Amerika Serikat (AS) hampir menyelesaikan pembangunan kamera digital terbesar di dunia yang menampilkan lensa lebar lima kaki (1,65 meter) dan 3.200 megapiksel. Kamera Legacy Survey of Space and Time (LSST) sedang dibuat oleh para peneliti di SLAC National Accelerator Laboratory di Stanford University yang bertujuan menangkap langit malam dengan detail yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Setelah selesai nanti, kamera akan diangkut ke Observatorium Vera C Rubin di Chile dan ditempatkan di atas Teleskop Survei Simonyi. Dengan bidang pandang 9,6 derajat persegi, hampir 40 kali lebih besar dari ukuran bulan jika dilihat dari Bumi, para astronom dapat menangkap variasi kecerahan 37 miliar bintang dalam pandangannya serta ketidakstabilan periodik lain untuk diamati.

Baca Juga

Dengan rencana ini, para ilmuwan berharap akan membawa pemahaman baru untuk beberapa misteri terbesar alam semesta, seperti sifat materi gelap. Kamera ini telah diakui oleh Guinness World Records sebagai lensa optik yang mampu mengambil gambar hingga 15 terabyte setiap malam.

"Kamera LSST Observatorium Rubin adalah kamera digital terbesar yang pernah dibuat, kira-kira seukuran mobil kecil dan beratnya hampir 6200 lbs (2800 kilogram). Kamera LSST akan menghasilkan data dengan kualitas yang sangat tinggi,” kata situs web proyek, dilansir Independent, Rabu (12/10/2022).

Dengan konstruksi yang hampir selesai, LSST diharapkan akan dipindahkan ke observatorium Chile pada Mei 2023 di atas pesawat kargo Boeing 747 yang disesuaikan secara khusus. Kemudian operasi akan dimulai pada tahun berikutnya setelah dipasang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement