Selasa 06 Sep 2022 22:18 WIB

Tokyo akan Manfaatkan Teknologi Hujan Buatan Secara Praktis

Teknologi hujan buatan membantu mengurangi kekurangan air karena curah hujan tipis.

Seorang pejabat venue melihat kursus BMX Freestyle setelah sesi latihan dibatalkan karena hujan, pada Olimpiade Musim Panas 2020, Selasa, 27 Juli 2021, di Tokyo, Jepang. Otoritas Tokyo akan memanfaatkan hujan buatan untuk mengurangi dampak kekeringan.
Foto:

Meskipun generator hujan disediakan untuk mengatasi kemungkinan kekurangan air selama Olimpiade dan Paralimpiade, saat itu belum ada kesempatan untuk mengoperasikannya.

Sejak 1965, alat tersebut telah dioperasikan selama kurang lebih 800 hari, dan tidak digunakan secara praktis sejak 2001. Meskipun terjadi kekeringan pada 2013 dan 2016, mesin generator hanya dioperasikan secara uji coba, sebagian karena adanya pengembangan sejumlah sumber air selain sistem Sungai Tama.

"Alat pembuat hujan buatan saja tidak dapat mengatasi masalah kekurangan air.

"Tetapi, langkah untuk mengoperasikannya secara implisit itu saja menunjukkan keseriusan situasi yang ada kepada warga dan merupakan cara untuk meminta kerja sama mereka dalam membatasi konsumsi air," kata pejabat pemerintah Tokyo.

photo
Seorang wanita, tengah, mengenakan masker berjalan ke sebuah department store di Tokyo, Jepang, Selasa, 6 September 2022. - (AP Photo/Hiro Komae)

Teknologi hujan buatan telah diadopsi oleh 50 negara di seluruh dunia, termasuk Thailand, yang mengalami kekurangan air yang parah selama musim kemarau. Di Jepang, penelitian modifikasi cuaca dimulai pada 1950-an. Masataka Murakami mengatakan dampak modifikasi cuaca terhadap peningkatan hujan dan salju telah "terbukti secara ilmiah" dalam beberapa tahun terakhir.

Murakami adalah seorang profesor di Universitas Nagoya yang ditunjuk secara khusus untuk terlibat dalam pengembangan generator hujan untuk pemerintah Tokyo. Untuk meningkatkan curah hujan dengan lebih andal, pemerintah Tokyo telah mempertimbangkan untuk menggunakan pesawat untuk menyemai awan secara langsung dengan zat inti untuk tetesan hujan.

Pemerintah Tokyo terpaksa membatalkan rencana tersebut karena biaya perawatan yang tinggi. Murakami berbicara tentang manfaat potensial dari penelitian lebih lanjut dalam produksi hujan buatan.

Dia mengatakan, "Selain curah hujan buatan, jika memungkinkan untuk secara artifisial menyesuaikan jumlah dan lokasi hujan dan salju di masa depan, (modifikasi cuaca) dapat digunakan untuk mengurangi hujan deras. dan bencana lainnya".

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement