REPUBLIKA.CO.ID, AMERIKA SERIKAT -- Roket bulan Artemis 1 Badan Antariksa Amerika (NASA) kembali ke landasan peluncuran Selasa (16/8/2022) malam untuk mengambil langkah lebih dekat ke misi bulan yang penting. Artemis 1 adalah uji terbang tanpa awak dari megaroket Space Launch System (SLS) besar dan pesawat ruang angkasa Orionnya, dan mulai diluncurkan ke landasan peluncuran Kennedy Space Center sekitar pukul 22.00 EDT (pukul 02.00 GMT Rabu (17/8/2022).
Orion, yang ditumpuk di atas roket, mulai bergerak dari Vehicle Assembly Building KSC untuk perjalanan yang memakan waktu lebih dari 10 jam. Crawler yang membawa perangkat keras Artemis 1 harus melakukan perjalanan ke Launch Pad 39B dengan kecepatan sekitar satu hingga dua mil per jam (1,6 hingga 3,2 km/jam).
Dilansir dari Space, Kamis (18/8/2022) tumpukan Artemis 1 berada di atas landasan peluncurannya di Kennedy Space Center pada Rabu (17/8/2022). NASA memilih untuk mengeluarkan roket dua hari lebih awal dari yang direncanakan. Badan tersebut mengatakan di blog Artemis-nya bahwa tim menyelesaikan pengujian sistem penghentian penerbangan, aktivitas besar terakhir yang diperlukan hingga roket ditutup dan platform akses terakhir di VAB ditarik kembali.
NASA belum merilis jadwal rinci peluncuran, yang diperkirakan berlangsung antara delapan dan 11 jam tergantung pada kondisi cuaca, kondisi jalan, masalah teknis lainnya. Peluncuran roket misi tidak berawak dijadwalkan tidak lebih awal dari 29 Agustus, dan akan membawa pesawat ruang angkasa Orion mengelilingi bulan pada uji sistem kendaraan untuk misi manusia di masa depan. Di antaranya akan ada beberapa webcast sains dan teknologi lainnya di dalam misi.
NASA berharap untuk mengirim misi Artemis 2 untuk mengorbit bulan, dengan orang-orang di dalamnya, segera setelah 2024 dengan misi pendaratan, Artemis 3, ditetapkan pada 2025.