Selasa 16 Aug 2022 07:30 WIB

Kaspersky: Dua dari Tiga Perusahaan di Asia Tenggara Jadi Korban Ransomware

Serangan siber yang dialami perusahaan Asia Tenggara terjadi tak hanya sekali.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Friska Yolandha
Serangan siber (ilustrasi).
Foto:

Studi Kaspersky juga mengungkapkan potongan teka-teki utama-bahwa mayoritas (94 persen) perusahaan di Asia Tenggara akan mencari bantuan eksternal jika diserang oleh ransomware. Ini sedikit lebih tinggi dari tingkat global di 89,9 persen.

Hampir seperempat (20 persen) di antaranya akan menghubungi penegak hukum yang berwenang, sementara 29 persen akan menghubungi investigasi insiden keamanan siber pihak ketiga dan penyedia layanan respons seperti Kaspersky. Sisanya akan menghubungi kedua organisasi eksternal ini untuk mengetahui cara merespons serangan ransomware.

Yeo menambahkan dengan hanya lima persen pemimpin perusahaan yang mengonfirmasi bahwa mereka memiliki kemampuan respons insiden internal atau memiliki tim TI atau penyedia layanan reguler untuk mengetahui serangan ransomware, jelas bahwa perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Tenggara membutuhkan bantuan.

“Kami menganjurkan kerja sama lintas batas baik dari publik-dan-swasta yang akan membantu pemerintah dan perusahaan memerangi ancaman seperti ransomware. Namun, itu bukan satu-satunya jawaban. Perusahaan di sini harus benar-benar melihat tindakan nyata untuk meningkatkan keterampilan atau bahkan membangun tim pertahanan keamanan mereka sendiri dengan kemampuan deteksi dan respons insiden yang dituntun oleh kapabilitas intelijen mumpuni,” katanya.

Perusahaan keamanan siber global Kaspersky turut mendirikan proyek global yang disebut “No More Ransom Initiative” yang telah berkembang dari empat mitra menjadi 188 dan telah menyumbangkan 136 alat dekripsi yang mencakup 165 kelompok ransomware.

Sejak diluncurkan pada tahun 2016, ini telah membantu lebih dari 1,5 juta orang mendekripsi perangkat mereka di seluruh dunia. Hampir 30.000 korban ransomware dari Juli tahun lalu hingga akhir Juni 2022 di Asia Tenggara juga dapat mengambil data mereka melalui proyek ini.

Proyek ini dilakukan oleh Kaspersky bersama dengan National High Tech Crime Unit of the Dutch National Police, Europol’s European Cybercrime Centre dan mitra lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement