Rabu 27 Jul 2022 14:23 WIB

Bukan Gara-Gara Aphelion, Ini Penjelasan Suhu Dingin Menurut BMKG

Beberapa daerah mengalami penurunan suhu yang drastis.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dwi Murdaningsih
Embun Beku yang berada di kawasan Candi Dieng.
Foto:

Sebelumnya Plt Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryoko juga sudah membantah informasi soal fenomena Alphelion tersebut. Menurutnya cuaca dingin disebabkan oleh periode musim hujan, bukan karena Bumi berada di titik terjauh dengan Matahari.

Ia menjelaskan secara umum, wilayah Indonesia juga berada pada periode musim hujan dengan masa puncak terjadi pada Februari 2022. "Tidak benar cuaca dingin yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh fenomena Aphelion," tegasnya.

Dia menjelaskan, cuaca dingin disebabkan oleh periode musim hujan, bukan karena Bumi berada di titik terjauh dengan Matahari.

“Memang benar bahwa fenomena Aphelion terjadi ketika titik Bumi berada paling jauh dengan Matahari. Itu karena bentuk orbit tidak berbentuk bulat sempurna, melainkan elips,” kata Urip.

Dikutip dari situs Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), fenomena Aphelion merupakan keadaan dimana titik orbit Bumi terjauh dari Matahari. Fenomena Aphelion ini terjadi karena orbit bumi tidak melingkar dengan sempurna melainkan berbentuk elips.

 

Namun justru di belahan dunia yang lain walaupun Aphelion, mengalami gelombang panas seperti di Inggris yang menetapkan rekor panas sepanjang masa dan lebih dari 100 juta orang berada di bawah peringatan berlebihan atau nasihat panas di AS. Di Eropa selatan dan barat, lebih dari 1.100 orang tewas akibat panas di kawasan itu, sementara kebakaran hutan terus berkobar di Prancis dan Spanyol.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement