Kamis 02 May 2024 19:42 WIB

Cuaca Lagi Panas-panasnya, BRIN: Indonesia Aman dari Heatwave

Gelombang panas terjadi karena matahari bergeser ke belahan bumi sebelah utara.

Seorang penumpang mandi untuk mendinginkan diri di bawah pipa yang memasok air ke kereta api di samping rel kereta api pada hari yang panas, di Stasiun Kereta Api Pusat Chennai, di Chennai, India, Senin (5/6/2023).
Foto: EPA-EFE/IDREES MOHAMMED
Seorang penumpang mandi untuk mendinginkan diri di bawah pipa yang memasok air ke kereta api di samping rel kereta api pada hari yang panas, di Stasiun Kereta Api Pusat Chennai, di Chennai, India, Senin (5/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan memastikan fenomena gelombang panas yang sekarang menyerang kawasan Asia Selatan, Asia Tengah, dan sebagian Asia Tenggara tidak menciptakan efek serupa bagi Indonesia. Gelombang panas terjadi karena matahari masuk ke belahan bumi utara, seperti di India dan Vietnam.

“Secara geografis, Indonesia aman dari fenomena gelombang panas,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Baca Juga

Eddy menjelaskan negara-negara yang saat ini mengalami gelombang panas mayoritas daratan dan masuk di belahan bumi utara, seperti India dan Vietnam. Gelombang panas bagi negara-negara itu adalah fenomena yang lumrah terjadi ketika matahari bergerak ke arah utara.

Sedangkan, Indonesia sebagian besar berupa laut dan secara astronomis terletak pada posisi 6 derajat lintang utara dan 11 derajat lintang selatan yang membuat posisi negara ini berada dominan di wilayah selatan bumi.

Sifat laut yang lambat menerima panas dan lambat mengeluarkan panas berfungsi melindungi Indonesia dari efek gelombang panas yang sekarang melanda negara-negara di belahan bumi utara.

“Sekarang matahari sedang meninggalkan ekuator menuju belahan bumi utara. Wilayah Gujarat dan Haiderabat di India itu tandus dan tidak ada air, sehingga daratannya menjadi sasaran panas matahari,” kata Eddy.

Lebih lanjut dia menerangkan sifat daratan cepat menerima panas dan cepat melepaskan panas. Jadi, ketika posisi matahari berada di utara, maka penyerapan panas matahari menjadi lebih optimal.

Distribusi panas ke seluruh dunia sama karena bersumber dari matahari, hanya saja responsnya tidak sama terutama bagi negara dominan laut dan negara dominan darat.

Secara historis, kata Eddy, Indonesia tidak pernah tercatat mengalami fenomena gelombang panas. Walau ada kawasan yang mengalami suhu 40 sampai 42 derajat Celcius, tetapi itu hanya bersifat sementara dan tidak permanen.

“Apakah gelombang panas membahayakan? Iya pasti berbahaya bagi negara daratan, tetapi itu tidak berbahaya untuk Indonesia,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement