Jumat 08 Jul 2022 23:02 WIB

Teknologi Ini Bisa Deteksi Biomarker Kanker dalam Hitungan Menit

Deteksi biomarker kanker digunakan menggunakan kecerdasan buatan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Kanker (ilustrasi)
Foto:

Panakeia bekerja di tingkat patologi setelah patolog melakukan analisis primer, yaitu mengenai ada atau tidaknya kanker di biopsi pasien. Biomarker profiling penting untuk melihat prognosis pasien dan penting untuk menentukan obat atau treatment bagi pasien.

Selain itu, mengerti biomarker juga penting untuk mempelajari kemungkinan bertahan hidup pasien. Sebab, ada beberapa biomarker yang menandakan kanker tersebut agresif.

Untuk mencari tahu biomarker, biasanya menggunakan teknik biokimia semacam immunohistoche mistry (IHC), insitu hybridisa tion(ISH), tes genetik (PCR atau next generation sequencing (NGS). Itu semua biasanya mahal karena membutuhkan bahan spesialis dan lain-lain.

Di Inggris, misalnya, biaya biomarker profiling biasanya di kisaran 450 poundsterling. Untuk biomarker yang baru atau bio marker panel, harganya bisa sam pai 4.000 poundsterling dengan turnaround time (TAT) yang bisa mencapai tiga bulan.

"Panakeia ini mengembangkan teknologi AI yang menganalisis biopsi pasien (pada saat analisis primer oleh patolog) dan memberikan informasi biomar ker tanpa harus melakukan tes mahal yang memakan waktu la ma tersebut. Jadi, teknologi kita bisa menyediakan hasil analisis yang sama dalam beberapa menit dengan harga yang jauh lebih rendah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement