Selasa 05 Jul 2022 03:31 WIB

Aktivitas Matahari Bisa Ganggu Jaringan Listrik di Bumi, Begaimana Mengatasinya?

Utilitas publik pernah mati selama 9 jam gara-gara aktivitas matahari.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Badai Matahari (ilustrasi)

Pemantauan dan deteksi cuaca luar angkasa

Cuaca antariksa sangat dipengaruhi oleh matahari. Ini mencakup interaksi radiasi matahari dan angin matahari dengan atmosfer bumi dan magnetosfer, termasuk partikel bermuatan berkecepatan tinggi yang menghasilkan aurora.

Cuaca luar angkasa yang ekstrem dapat melumpuhkan satelit mengganggu komunikasi atau merusak jaringan listrik dan infrastruktur penting lainnya. Dalam skenario terburuk untuk jaringan listrik, tingkat kerusakan yang tepat dan efek lanjutannya sangat sulit untuk diproyeksikan. 

Aktivitas matahari itu merupakan tantangan untuk dipantau dan dipahami. Sementara, faktor lokasi tertentu, seperti geologi lokal dan konfigurasi jaringan, memengaruhi biaya jangka pendek dan jangka panjang dari kehilangan daya serta kerusakan infrastruktur.

“Setidaknya di Britania Raya, investasi cuaca luar angkasa sangat didorong oleh pemahaman dampak sosial ekonomi,” kata Jonathan Eastwood, seorang penelitian di Imperial College London.

Badan Antariksa Eropa (ESA) memiliki inisiatif untuk mengumpulkan data matahari. Misalnya, misi Vigil yang direncanakan akan mengirim berbagai instrumen ke orbit yang stabil di Lagrange Point 5, dan, lebih dekat ke Bumi, armada satelit khusus dapat membentuk Sistem Sensor Cuaca Ruang Terdistribusi (D3S). 

 

Sistem peringatan canggih ini memungkinkan operator jaringan listrik meminimalkan efek badai dan bersiap untuk memulihkan layanan secepat mungkin.  Teknologi semacam itu akan memerlukan semacam pengumpulan data yang ditingkatkan yang sudah berjalan, bersama dengan model yang memprediksi kemungkinan kegagalan jaringan listrik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement