Selasa 26 Mar 2024 13:16 WIB

Badai Matahari Terkuat Hantam Bumi, Pemburu Aurora Kecewa

Badai matahari terkuat sejak 2017 telah mengguncang bumi.

Rep: Umi Nur Fadhilah  / Red: Friska Yolandha
 Cahaya Utara (Northern Lights) terlihat dekat kota Tromsoe, Norwegia utara, Selasa (24/1) malam setelah badai matahari terjadi.
Foto: AP/Scanpix Norwegia, Rune Stoltz Bertinussen
Cahaya Utara (Northern Lights) terlihat dekat kota Tromsoe, Norwegia utara, Selasa (24/1) malam setelah badai matahari terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badai matahari terkuat sejak 2017 telah mengguncang Bumi, tetapi sayangnya meninggalkan para pemburu aurora dalam kekecewaan karena kegelapan menyaksikan tontonan aurora yang memukau. Kejadian ini terjadi pada 22 Maret pukul 21.45 EDT (10.45 WIB pada 23 Maret 2024), ketika matahari meletus dengan jilatan api kelas X yang kuat, dengan melepaskan rentetan plasma super panas ke arah Bumi, yang dikenal sebagai lontaran massa koronal (CME).

Dilansir Space pada Selasa (26/3/2024), serangan ini mencapai puncaknya pada pukul 10.37 EDT (09.37 WIB) pada Ahad, 24 Maret 2024, memicu badai geomagnetik kelas G4 yang parah, yang merupakan badai matahari terkuat sejak tahun 2017. Badai geomagnetik adalah gangguan pada medan magnet Bumi yang disebabkan oleh keluarnya plasma dan medan magnet dalam jumlah besar dari atmosfer matahari dalam bentuk CME.

Baca Juga

Peringkat badai ini diberikan oleh Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) berdasarkan skala yang dimulai dari G1 hingga G5, dengan G5 merupakan tingkat paling ekstrim yang dapat menyebabkan pemadaman total radio HF di seluruh sisi bumi yang diterangi matahari. NOAA memberikan peringatan badai geomagnetik pada 24 Maret 2024, dan memperkirakan bahwa cahaya utara dapat terlihat hingga ke selatan Alabama hingga California utara.

Namun, harapan para pemburu aurora pupus ketika Bumi tampaknya menutup pintunya terhadap aurora dengan pergeseran Bz yang kuat ke arah utara. Bz mengacu pada arah utara-selatan medan magnet antarplanet (IMF), yang merupakan pemain kunci dalam menentukan bagaimana angin matahari berinteraksi dengan magnetosfer Bumi dan mempengaruhi aktivitas aurora.

Bz yang kuat ke arah selatan dapat mengganggu magnetosfer Bumi dan memungkinkan partikel-partikel aurora jatuh ke atmosfer kita, menciptakan tontonan cahaya yang memukau. Namun, ketika Bz mengarah ke utara, aurora sulit terjadi karena IMF yang mengarah ke utara gagal terhubung dengan medan magnet Bumi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement