REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Temuan berusia 600 ribu tahun mengungkap manusia paling awal di Inggris tinggal di pinggiran Canterbury. Situs itu adalah salah satu situs Paleolitik paling awal yang diketahui di Eropa utara. Beberapa bukti-bukti membuktikan keberadaan manusia purba di Inggris selatan antara 560.000 dan 620.000 tahun yang lalu.
Studi yang dilakukan oleh para arkeolog di University of Cambridge, memberikan bukti menarik bahwa beberapa pemrosesan kulit hewan paling awal di Eropa prasejarah mungkin terjadi selama Homo heidelbergensis, pendahulu Neanderthal, tinggal di Inggris selatan.
Situs Canterbury, yang terletak di dasar sungai tua, pertama kali ditemukan pada tahun 1920 ketika pekerja lokal menggali artefak yang dikenal sebagai kapak tangan. Usia artefak ini ditentukan dengan menggunakan penanggalan kontemporer (teknik untuk penanggalan modern).
Penggalian terbaru, yang dipimpin oleh Departemen Arkeologi Cambridge, tidak hanya memberi tanggal pada situs aslinya tetapi juga menemukan benda-benda batu api tambahan, termasuk "pencakar" paling awal yang pernah ditemukan.
Artefak alat batu ini diberi tanggal oleh para peneliti menggunakan penanggalan inframerah-radiofluoresensi (IR-RF). Ini adalah sebuah metode yang menetapkan kapan benda-benda dikubur dengan menentukan kapan butiran pasir feldspar terakhir terkena sinar matahari.
Manusia purba diketahui telah mengunjungi Inggris sekitar 840.000 tahun yang lalu atau mungkin 950.000 tahun yang lalu, menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Royal Society Open Science. Namun, kemunculan awal ini berlangsung singkat.
Ada sedikit indikasi Inggris dijajah lagi selama periode hangat antara 560.000 dan 620.000 tahun sebelum sekarang. Sementara itu, episode glasial dingin secara berkala mendorong penduduk keluar dari Eropa utara.
Namun, artefak ini berasal dari lingkungan di mana teknik penanggalan yang tepat sulit untuk diterapkan. Beberapa situs di Suffolk diperkirakan berisi alat dari era ini.
Karena Homo heidelbergensis adalah spesies pemburu-pengumpul yang diketahui mengonsumsi berbagai makanan hewani dan tumbuhan, beberapa alat mungkin telah digunakan untuk menyiapkan bangkai hewan.
Kapak tangan dan alat serpih bermata tajam yang ditemukan di lokasi menjadi buktinya. Namun, ditemukannya alat-alat kerokan dan penusuk menimbulkan kemungkinan lebih banyak lagi tindakan yang dilakukan.
"Pencakar, selama Paleolitik, umumnya terkait dengan persiapan kulit binatang," kata Dr. Tomos Proffitt dari Institut Antropologi Evolusi Max Planck, yang memeriksa artefak.
Penemuan artefak-artefak ini dapat menunjukkan bahwa orang-orang pada saat itu sedang mengolah kulit binatang untuk digunakan sebagai pakaian atau sebagai bahan bangunan.
"Rangkaian alat-alat batu, tidak hanya dari penemuan asli, tetapi juga dari penggalian baru kami yang lebih kecil menunjukkan bahwa hominin yang tinggal di tempat yang akan menjadi Inggris, berkembang dan tidak hanya bertahan hidup," jelasnya.
Inggris mewakili semenanjung barat laut benua Eropa pada saat itu daripada menjadi sebuah pulau. Dengan situs yang mungkin hanya dikunjungi selama bulan-bulan musim panas yang lebih hangat, ini memungkinkan orang untuk menjelajahi medan yang jauh lebih luas daripada yang diizinkan oleh garis pantai Kent yang ada.
Diperkirakan bahwa lebih banyak penemuan tentang perilaku orang-orang awal ini akan dibuat sebagai hasil dari studi tambahan yang direncanakan di lokasi. Tim berharap dewan akan menghargai pentingnya masa lalu prasejarah kota dalam skala global dan mengambil langkah untuk melestarikan tempat itu untuk generasi mendatang.
Populasi Homo heidelbergensis di Eropa diyakini telah melahirkan Neanderthal. Sementara populasi Homo heidelbergensis di Afrika diyakini telah melahirkan Homo sapiens.
Bukti paling awal dari hominin yang tinggal di Inggris adalah satu set jejak kaki yang ditemukan di Happisburgh di Norfolk, yang berasal dari 840.000 hingga 950.000 tahun yang lalu.