Senin 13 Jun 2022 13:19 WIB

Roket Pembawa 2 Satelit NASA Gagal Capai Orbit, Kini Hilang

Satelit seharusnya bertugas untuk memantau angin topan dan baai tropis.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
satelit (ilustrasi)
satelit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Sebuah roket Astra yang membawa dua satelit pelacak badai kecil untuk Badan Antariksa Amerika (NASA) gagal mencapai orbit pada Ahad (12/6/2022). Roket itu mengalami kerusakan besar tak lama setelah lepas landas.

Roket Astra, yang disebut Launch Vehicle 0010 (LV0010), mengalami kegagalan tahap kedua setelah lepas landas dari landasan di Stasiun Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida pada pukul 13.43 EDT (pukul 17.43 GMT). Dua cubesat NASA, yang pertama dari enam armada satelit yang melacak badai sebagai bagian dari misi senilai 30 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 439,4 miliar, hilang.

Baca Juga

“Kami telah menyampaikan penyesalan kami dengan @NASA dan tim payload,” kata Amanda Durk Frye dari Astra, manajer senior untuk tahap pertama dan produksi mesin, mengatakan saat komentar peluncuran langsung, dilansir dari Space, Senin (13/6/2022).

Upaya peluncuran Ahad (12/6/2022), awalnya ditargetkan pukul 00.00 EDT (pukul 16.00 GMT), tetapi tertunda oleh kapal di zona peluncuran dan masalah pengisian bahan bakar.

Misi LV0010 Astra membawa satelit pertama dari Time-Resolved Observations of Precipitation structure and intensitas badai dengan Constellation of Smallsats (TROPICS) NASA. Itu adalah yang pertama dari tiga misi TROPICS yang direncanakan tahun ini oleh Astra, masing-masing membawa dua cubesat NASA seukuran sepotong roti, untuk menyelesaikan konstelasi pengamat badai.

Kesepakatan TROPICS tiga misi Astra dengan NASA bernilai total 7,95 juta dolar AS atau sekitar Rp 116,4 miliar untuk perusahaan.

“TROPICS akan memberi kita pandangan yang sangat sering tentang siklon tropis, memberikan wawasan tentang pembentukan, intensifikasi, dan interaksinya dengan lingkungan mereka dan menyediakan data penting untuk pemantauan dan peramalan badai,” ucap Scott Braun, seorang ahli meteorologi penelitian di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.

Dengan menggunakan tiga pasan satelit TROPICS, masing-masing di orbit yang berbeda, NASA berharap dapat memantau angin topan dan badai tropis setiap jam. Tidak jelas apakah badan tersebut masih dapat melakukan itu hanya dengan empat satelit, atau jika dua yang hilang dalam kegagalan peluncuran pada Ahad (12/6/2022) akan diganti.

Peluncuran yang gagal pada Ahad (12/6/2022) adalah kecelakaan kedua tahun ini bagi Astra. Pada Februari, perusahaan yang berbasis di California gagal meluncurkan empat cubesat NASA sebagai bagian dari misi ElaNa 41.

Penerbangan yang juga dilakukan dari landasan peluncuran Florida dan menandai upaya pertama Astra untuk meluncurkan muatan untuk pelanggan. Sayangnya waktu itu Astra mengalami masalah dengan struktur logam atau plastik eksternal. 

Astra berhasil mencapai orbit dengan muatan pelanggan sebulan kemudian ketika roket LV0009-nya lepas landas dari landasan di Pacific Spaceport Complex di Pulau Kodiak Alaska, di mana perusahaan telah meluncurkan empat penerbangan uji sebelumnya. Peluncuran orbit pertama perusahaan yang sukses terjadi pada salah satu penerbangan uji pada November 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement