REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) membatalkan rencana satelit yang akan memantau gas rumah kaca secara intensif di Amerika. Pembatalan ini dengan alasan fitur tersebut terlalu mahal dan rumit.
Misi GeoCarb NASA ini seharusnya menjadi satelit berbiaya rendah untuk memantau karbon dioksida, metana, dan kehidupan tanaman berubah di Amerika Utara dan Selatan. Ketika diumumkan enam tahun lalu, misi ini diprediksi hanya menelan biaya 166 juta dolar. Namun, menurut Direktur Ilmu Bumi NASA Karen St. Germain, angka perhitungan terbaru menunjukkan biaya akan membengkak menjadi lebih dari 600 juta dolar AS.
Satelit lain biasanya memantau gas rumah kaca dari orbit rendah Bumi. Sedangkan GeoCarb direncanakan berada di ketinggian yang jauh lebih tinggi 35.786 kilometer dari satu tempat tetap di orbit dan fokus pada Amerika Utara dan Selatan. Perspektif yang berbeda dan lebih jauh itu, menurut St. Germain, terbukti terlalu sulit dan mahal untuk dilakukan sesuai anggaran dan tepat waktu.
St. Germain menyatakan, harga peralatan saja sudah lebih dari dua kali lipat dan ada masalah non-teknis yang akan menambah lebih banyak. Agensi telah menghabiskan 170 juta dolar AS untuk program yang sekarang dibatalkan dan tidak akan membelanjakannya lagi.
"Ini tidak mencerminkan pengurangan apa pun dalam komitmen kami terhadap sains, pengamatan yang terkait dengan gas rumah kaca, dan perubahan iklim,” kata St. Germain pada Selasa (29/11/2022).
“Kami masih berkomitmen untuk melakukan sains itu. Tapi kami harus melakukannya dengan cara yang berbeda," ujarnya.
Pemantauan gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Data soal emisi gas rumah kaca ini penting untuk bisa meminta pertanggungjawaban perusahaan dan negara yang telah berjanji untuk mengurangi emisi. Di luar pemerintah, banyak perusahaan swasta sekarang melakukan pemantauan gas rumah kaca melalui satelit.
NASA juga mendapatkan data metana dari instrumen khusus di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Saat ini NASA juga memiliki dua satelit khusus yang memantau karbon dioksida, gas rumah kaca utama.