Menurut para peneliti, sekitar 1 persen isoprena yang dilepaskan ke atmosfer menghasilkan hidrotrioksida, yang terbentuk dalam konsentrasi yang sangat rendah sekitar 10 juta molekul hidrotrioksida per sentimeter kubik atmosfer.
"Kami sangat senang bahwa kami dapat menunjukkan bahwa (hidrotrioksida) ada di sana dan mereka hidup cukup lama untuk - kemungkinan besar - penting di atmosfer," ucap penulis utama studi Torsten Berndt, seorang ahli kimia atmosfer di Institut Leibniz untuk Penelitian Troposfer (TROPOS) di Leipzig, Jerman.
Eksperimen atmosfer
Berndt mengawasi studi laboratorium untuk melihat apakah hidrotrioksida memang dibentuk oleh proses kimia di atmosfer. Sementara tim dari Universitas Kopenhagen melihat elemen teoritis tentang bagaimana hidrotrioksida terjadi.
Berndt dan rekan-rekannya mendeteksi hidrotrioksida ultra-reaktif menggunakan spektrometri massa yang sangat sensitif. Instrumen ini digunakan untuk menentukan berat molekul zat dan menentukan atom apa yang dikandungnya.
Setelah memastikan bahwa hidrotrioksida dibuat di atmosfer oleh interaksi kimia umum, para ilmuwan akan melihat bagaimana bahan kimia dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan selama beberapa menit.
"Dari pengetahuan kimia organik, kita bisa berharap [hidrotrioksida] akan bertindak sebagai oksidan di atmosfer," katanya.
Ada juga kemungkinan bahwa hidrotrioksida dapat memiliki efek ketika paru-paru kita menghirup udara yang mengandung zat itu dalam konsentrasi yang sangat rendah.
“Tetapi ini semua sangat spekulatif saat ini,” tambahnya.
Menurut Berndt, hidrotrioksida dapat menembus aerosol atmosfer yang merupakan partikel padat yang sangat halus atau tetesan cairan yang tersuspensi di atmosfer, seperti abu vulkanik atau jelaga dari kebakaran besar, dan mengaktifkan reaksi kimia di sana. Namun, penyelidikan eksperimental tentang itu sangat sulit.