Sabtu 28 May 2022 13:15 WIB

Deretan Obat-obatan Herbal yang Terbukti Ampuh dalam Kedokteran Modern

Beberapa ekstraksi tanaman terbukti berkhasiat dalam dunia medis.

Tanaman opium ditanam di kebun percobaan di dekat Katherine di Northern Territory. Sejak 4.000 tahun lalu, opium sudah digunakan untuk mengobati rasa sakit.
Foto:

Kacang babi obat penyakit parkinson

Kacang babi atau kara benguk (Mucuna pruriens) sudah digunakan lebih dari 3.000 tahun dalam pengobatan tradisional India, Ayurveda, dan pengobatan tradisional China. Naskah kuno menyebutkan para tabib menggunakan ekstrak kacang itu untuk mengurangi tremor pada pasien, yang kini dalam kedokteran modern didiagnosis mengidap parkinson.

Riset menunjukkan kacang babi mengandung unsur aktif yang disebut levodopa, yang jadi komponen dalam obat modern untukterapi pasien parkinson.

Levodopa membantu menghentian tremor pada pesien, dengan meningkatkan sinyal dopamine dalam wilayah otak yang mengendalikan gerak motorik.

Sejarah modern levodopa dimulai awal abad ke 20, saat komponen itu dibuat sintesanya oleh ahli biokimia Casimir Funk dari Polandia. Beberada dekade kemudian, tepatnya di tahun 1960an, para ilmuwan menemukan levodopa terbukti efektif dalam menghentikan tremor pada pasien parkinson. Obatnya merevolusi pengobatan penyakit ini dan hingga kini tetap jadi standar utama untuk terapi parkinson.

 

Kulit pohon Pacific yew perangi kanker

Pohon yew punya posisi istimewa dalam mitologi kedokteran Eropa. Sebagian besar bagian pohonnya sangat beracun, yang memicu asosiasi antara kematian dan hidup abadi. Namun, ada satu spesies pohon yew di Amerika utara, Pacific yew (Taxus brevifolia), yang menunjukan komponen berkhasiat dan sangat berguna untuk kepentingan medis.

Para ilmuwan menemukan pada tahun 1960an, kulit batang pohon ini mengandung unsur aktif yang disebut takse. Salah satunya yang disebut Paklitaksel, sudah dikembangkan menjadi obat yang efektif dalam pengobatan penyakit kanker. Paclitaxel dapat menghentikan pembelahan sel kanker dan memblokir pertumbuhan lebih lanjut penyakit ini.

 

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement