Jumat 27 May 2022 02:57 WIB

Deretan Teknologi yang Telag Mengubah Strategi dan Taktik Perang

Teknologi perang berkembang mulai dari kecerdasan buatan hingga perang siber.

Seorang prajurit mempersiapkan senapan mesinnya di tempat perlindungan di wilayah yang dikendalikan oleh militan pro-Rusia di garis depan dengan pasukan pemerintah Ukraina di Slavyanoserbsk, wilayah Luhansk, Ukraina timur, 25 Januari 2022.
Foto:

Roket dan peluru kendali

Artileri memang efektif, tapi daya jangkaunya terbatas. Penemuan roket dan peluru kendali pada Perang Dunia II tiba-tiba mengubah strategi perang. Rudal memungkinkan militer mencapai target yang ratusan kilometer jauhnya. Rudal pertama buatan Jerman jenis V-2 masih relatif primitif, tapi inilah awal mula pengembangan rudal balistik antarbenua (ICBM).

Pesawat jet

Pesawat jet pertama kali tampil pada akhir Perang Dunia II. Mesin jet secara dramatis meningkatkan kecepatan sebuah pesawat terbang dan memungkinkannya mencapai target lebih cepat.

Selain itu, pesawat jet sulit jadi sasaran musuh karena kecepatannya. Setelah Perang Dunia II, dikembangkan pesawat pengintai militer yang bisa terbang di ketinggian lebih dari 25 kilometer.

Senjata nuklir

"Revolusi kedua" dalam strategi perang adalah penemuan bom atom dan penggunaannya di Hiroshima dan Nagasaki. Sekitar 60 sampai 80 ribu orang tewas seketika, belum lagi mereka yang terkena radiasi nuklir dan meninggal kemudian. Di era Perang Dingin, AS dan Uni Soviet mengembangkan ribuan hulu ledak nuklir dengan daya ledak yang lebih tinggi lagi.

Digitalisasi

 

Beberapa dekade terakhir, digitalisasi menjadi elemen penting dalam teknologi perang. Perangkat komunikasi militer jadi makin cepat dan makin mudah dioperasikan. Pada saat yang sama, efisiensi dan presisi meningkat secara radikal. Angkatan bersenjata modern kini fokus pada pengembangan kemampuan melakukan perang siber untuk mempertahankan infrastruktur nasional dari serangan siber musuh.

 

sumber: https://www.dw.com/id/rusia-klaim-kerahkan-senjata-laser/a-61929998

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement