Ahad 22 May 2022 14:08 WIB

Polusi Karbon Catatkan Rekor Baru pada 2021

Polusi menempatkan iklim Bumi dalam kondisi yang kian terpuruk.

Polusi udara. Ilustrasi
Foto:

Kenaikan suhu picu gelombang panas ekstrem

Suhu rata-rata selama tujuh tahun terakhir merupakan yang terpanas dalam sejarah, klaim lembaga PBB tersebut. Tahun lalu saja, temperatur Bumi berkisar 1,1 derajat Celcius lebih panas ketimbang suhu rata-rata antara 1850 dan 1900. 

Pada Juli silam, lembaga penelitian World Weather Attribution (WWA) memastikan perubahan iklim memperparah gelombang panas di Amerika Serikat dan Kanada, beberapa pekan sebelumnya. 

Kebanyakan korban merupakan kaum lansia yang rentan terkena sengatan panas. Tanpa emisi gas rumah kaca yang diproduksi manusia, potensi terjadinya gelombang panas berkurang sebanyak 150 kali lipat, dengan suhu rata-rata 2 derajat Celcius lebih rendah.

 WWA juga menyimpulkan krisis iklim memperkuat curah hujan di Eropa sebesar antara 3 hingga 19 persen. Beberapa bulan silam, hujan ekstrem memicu banjir bandang di barat Jerman dan menewaskan 180 orang.

Saat ini, diperkirakan 1 dari 6 penduduk Bumi akan kewalahan menghadapi gelombang panas ekstrem di India dan Pakistan. Suhu yang tinggi tidak hanya mengancam kesehatan warga yang harus beraktivitas di luar, tetapi juga melumpuhkan produksi listrik.

 

Gelombang panas hanguskan hasil panen

India sedang menggodok rencana aksi untuk memitigasi dampak gelombang panas, kata Aditi Mukherji dari Institut Manajemen Air Internasional. Tapi menurutnya, negara-negara di belahan Bumi selatan harus menggandakan tekanan terhadap negara kaya sebagai produsen emisi terbesar.

"Kita tidak bisa beradaptasi dengan suhu panas yang ekstrem. Mitigasi adalah metode adaptasi terbaik,” kata dia.

Kawasan Asia Selatan, yang sudah menghadapi keterbatasan pangan akibat perang di Ukraina, kini harus berhadapan dengan ancaman kelangkaan pangan. Suhu panas dilaporkan merusak hasil panen di seluruh penjuru negeri. 

Dengan terhentinya impor gandum dari Rusia dan Ukraina, India menghadapi lonjakan harga bahan pangan. "Situasinya sangat mengkhawatirkan,” kata Maarten Van Aalst, Direktur Pusat Iklim di Palang Merah Internasional.

"Dengan semua krisis ini, mereka yang paling miskin dan paling rentan akan merasakan dampak terbesar.”

 

sumber: https://www.dw.com/id/polusi-co2-catatkan-rekor-baru-pada-2021/a-61880240

 

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement