Rabu 11 May 2022 14:35 WIB

Gawat, Suhu Bumi Berpotensi Naik 1,5 Celsius dalam 5 Tahun

Kemungkinan dunia akan mencatat rekor tahun terpanas pada akhir 2026.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Suhu panas. Ilustrasi
Foto: pixabay
Suhu panas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tim dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan kemungkinkan dunia akan mengalami peningkatan suhu 1,5 derajat celsius per tahun. Itu akan berlangsung mulai dari sekarang hingga 2026.

Kemungkinan tersebut mencapai perkiraan 50 banding 50. Tim yang dikoordinasi oleh Badan Meteorologi Inggris mengatakan kemungkinan 93 persen, dunia akan mencatat rekor tahun terpanas pada akhir 2026. Para peramal cuaca juga memperkirakan akan terjadi megadrought, kekeringan yang berkepanjangan sehingga rawan kebakaran di Barat Daya Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

“Kita akan melihat pemanasan lanjutan sejalan dengan apa yang diharapkan dengan perubahan iklim,” kata ilmuwan senior Inggris Leon Hermanson yang mengoordinasikan laporan tersebut. Prakiraan ini merupakan gambaran besar prediksi iklim global dan regional pada skala waktu tahunan dan musiman.

Sejak akhir 1800an, suhu tahunan bumi sudah meningkat sekitar 1,1 derajat celsius dan akan terus naik mencapai 1,5 derajat celsius. Pada tahun 2018, laporan sains Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan efek dramatis dan berbahaya pada manusia dan dunia jika pemanasan melebihi ambang batas global, yaitu 1,5 derajat celsius.

Ambang batas global 1,5 derajat ditetapkan bukan untuk satu tahun, tetapi dalam periode 20 atau 30 tahun. Namun, ini tidak seperti yang diprediksi dari kabar terbaru.

“Ini adalah peringatan tentang suhu yang akan menjadi rata-rata tahunan dalam beberapa tahun,” kata ilmuwan iklim Universitas Cornell Natalie Mahowald yang bukan bagian dari tim prakiraan.

Dilansir Time, Rabu (11/5/2022), ilmuwan iklim Zeke Hausfather dari perusahaan teknologi Stripe dan Berkeley Earth mengatakan prediksi tersebut masuk akal mengingat betapa hangatnya bumi saat ini. Tambahan sepersepuluh derajat celsius diperkirakan karena perubahan iklim yang disebabkan manusia dalam lima tahun ke depan.

Selain itu, kemungkinan El Nino yang kuat, pemanasan periodik alami di beberapa bagian Pasifik yang mengubah cuaca dunia juga dapat menaikkan suhu. Dunia berada pada tahun kedua berturut-turut dari La Nina, kebalikan dari El Nino yang memiliki sedikit efek pendinginan global. Perkiraan lima tahun mengatakan La Nina kemungkinan akan berakhir akhir tahun ini atau pada tahun 2023.

Pada skala regional, Arktik masih akan memanas selama musim dingin dengan kecepatan tiga kali lebih banyak daripada rata-rata. Sementara Amerika Barat Daya dan Eropa barat daya cenderung lebih kering dari biasanya dalam lima tahun ke depan. Kondisi yang lebih basah dari biasanya diperkirakan terjadi di wilayah Sahel Afrika yang sering gersang, Eropa utara, timur laut Brasil, dan Australia.

“Tim global telah membuat prediksi ini secara informal selama satu dekade dan secara formal selama sekitar lima tahun dengan akurasi lebih dari 90 persen,” kata Hermanson.

Ilmuwan iklim Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) Gavin Schmidt mengatakan peningkatan suhu dalam laporan ini lebih hangat daripada yang digunakan NASA dan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional. “Terlepas dari apa yang diperkirakan di sini, akan ada kemungkinan suhu melebihi 1,5 derajat celsius dalam dekade berikutnya atau lebih,” kata Schmidt. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement