Sabtu 02 Apr 2022 19:23 WIB

Negara dan Kota yang Mungkin Tenggelam Akibat Kenaikan Permukaan Air Laut

Permukaan air laut naik 3,6 milimeter setiap tahun dari 2006 hingga 2015.

Rep: mgrol136/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi banjir.
Foto:

Menurut proyek Adaptasi Kehidupan yang didanai Uni Eropa, China dengan 43 juta orang yang tinggal di daerah pesisir yang rentan, adalah negara yang paling mungkin terkena dampak kenaikan permukaan laut. Bangladesh, dengan 32 juta orang berisiko pada tahun 2100. Selanjutnya, India adalah negara lain yang menghadapi kesulitan serius terkait dengan kenaikan permukaan laut. Kabar yang melegakan tampaknya tidak mungkin negara mana pun, bahkan yang memiliki ketinggian sangat rendah, akan lenyap seluruhnya pada tahun 2100.

Kota pesisir

Meskipun tidak ada negara yang diproyeksikan akan dilenyapkan pada tahun 2100, sejumlah kota besar berada dalam bahaya besar kebanjiran. Jakarta, ibu kota Indonesia, adalah salah satu contoh paling nyata dari naiknya permukaan air laut yang menimbulkan masalah serius di dunia nyata.

Menurut Earth.org, sebuah kelompok lingkungan nirlaba yang berlokasi di Hong Kong, Jakarta adalah kota yang paling cepat tenggelam di dunia. Jakarta tenggelam 5 hingga 10 cm setiap tahun karena drainase air tanah yang berlebihan.

Ini adalah formulasi untuk bencana bila dikombinasikan dengan naiknya permukaan laut. Sebagian besar Jakarta, dilansir dari Forum Ekonomi Dunia, mungkin akan banjir pada tahun 2050. Situasi Jakarta sangat buruk sehingga ibu kota Indonesia akan diganti dengan Nusantara, kota yang akan segera dibangun di pantai timur Kalimantan, sekitar 2.000 kilometer dari Jakarta.

Jakarta bukanlah satu-satunya kota yang menghadapi masa depan suram. Dhaka, Bangladesh , Lagos di Nigeria, dan Bangkok di Thailand semuanya mungkin akan benar-benar banjir dan tidak dapat dihuni pada tahun 2100.

Naiknya permukaan laut juga diperkirakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Amerika Serikat. Menurut perkiraan saat ini, banyak kota di AS mungkin menghadapi masalah besar pada tahun 2050, dengan petak besar tanah menjadi tidak dapat dihuni.

Menurut NOAA, di banyak lokasi di sepanjang garis pantai AS, banjir pasang sekarang 300 persen hingga lebih dari 900 persen lebih sering daripada 50 tahun yang lalu. Ini menyiratkan bahwa naiknya permukaan laut adalah penyebab yang sah untuk dikhawatirkan.

Dilansir dari penelitian Climate Central, Kota New York adalah yang paling rentan. Laporan tersebut menyatakan bahwa, hampir setengah juta (426.000) warga New York akan tinggal di tanah yang terancam pada tahun 2050.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement