REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 24 Februari 2022, Rusia menyatakan perang terhadap Ukraina. Rusia menargetkan lebih dari selusin kota termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl pada hari pertama invasi.
Konflik yang berkepanjangan memiliki konsekuensi luas bagi perusahaan dan organisasi yang terkait dengan sains di seluruh dunia.
Berikut ini adalah dampak-dampak invasi Rusia terhadap sains, dilansir dari Live Science:
Peringatan krisis energi
Dilansir dari The New York Times, Badan Energi Internasional memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina pasti akan mengakibatkan krisis energi di seluruh dunia. Badan tersebut, yang dibentuk setelah krisis minyak 1973 untuk membantu menstabilkan pasar energi global, menawarkan sejumlah saran untuk membantu negara-negara mengurangi ketergantungan mereka pada minyak.
Pasokan pangan terancam
Dilansir dari The Guardian, Program Pangan Dunia (WFP) sedang berusaha untuk mengangkut pasokan makanan darurat ke kota-kota Ukraina yang terkena dampak parah seperti Kiev, Kharkiv, dan Dnipro.
Misi Antariksa yang ditangguhkan
Misi Mars yang bekerja sama dengan Rusia telah ditangguhkan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA). Dewan Badan Antariksa Eropa mengumumkan pada Kamis (1/3/2022) bahwa badan tersebut tidak dapat lagi melakukan kerja sama berkelanjutan dengan Roscosmos dalam misi penjelajah ExoMars dengan peluncuran pada tahun 2022.
Program ExoMars melibatkan pengiriman penjelajah dan platform permukaan Rusia ke Planet Merah.
Menurut ESA, studi jalur cepat akan dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan kemungkinan jalan ke depan untuk mewujudkan misi penjelajah ExoMars. ExoMars akan mencari bukti kemungkinan kehidupan masa lalu di Mars. Karena masalah terkait pandemi, ekspedisi sebelumnya ditunda hingga 2020.
Kepulangan astronaut AS
Dilansir dari BBC, terlepas dari kekhawatiran awal bahwa kemungkinan tertinggal karena ketegangan atas invasi Rusia ke Ukraina, astronot AS Mark Vande Hei akan kembali ke Bumi dengan pesawat ruang angkasa Rusia bersama dua kosmonot Rusia.
Vande Hei, 55, telah berada di luar angkasa selama 355 hari. Ini adalah rekor baru AS untuk periode waktu terlama yang dihabiskan di orbit. Pada 30 Maret, dia dan dua kosmonot dijadwalkan mendarat di Kazakhstan.