Kamis 10 Mar 2022 08:13 WIB

Kawah Berusia 58 Juta Tahun Bersembunyi di Es Greenland

Sebelumnya, diduga kawah berusia 13 ribu tahun.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Greenland
Foto: greenland.go
Greenland

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Sebuah kawah besar di barat laut Greenland, terkubur di bawah lapisan es tebal dan pertama kali terlihat pada 2015. Kawah ini terbentuk oleh dampak meteorit 58 juta tahun yang lalu. Sebelumnya, kawah ini diduga berasal dari 13.000 tahun yang lalu.

Para ilmuwan mengatakan menggunakan dua metode penanggalan yang berbeda pada pasir dan batu yang tersisa untuk menentukan usia kawah dengan lebar 31 km. Mereka menemukan bahwa meteorit berdiameter sekitar satu hingga 1,5-2 km menghantam Greenland sekitar delapan juta tahun setelah tumbukan asteroid yang lebih besar di Yucatan Peninsula Meksiko memusnahkan dinosaurus. Kedua metode yang digunakan menghasilkan hasil usia yang sama.

Baca Juga

"Dengan demikian, dampak tidak terjadi  atau menyebabkan peristiwa perubahan iklim pada masa manusia seperti yang telah diusulkan dan dispekulasikan sebelumnya," kata ahli geologi Museum of Natural History Swedia Gavin Kenny

Kawah ini terletak di bawah Gletser Hiawatha Greenland, ditutupi oleh lapisan es sedalam satu km. Kondisi ini tetap tidak terdeteksi sampai data radar penembus es di udara memberi tahu para ilmuwan tentang keberadaannya.

Kawah tersebut adalah salah satu dari 25 kawah terbesar yang diketahui di Bumi. Selama ribuan tahun, Bumi telah dihantam oleh batuan luar angkasa berkali-kali, meskipun perubahan bertahap di permukaan planet telah menghapus atau mengaburkan banyak kawah.

Greenland selama Zaman Paleosen bukanlah tempat sedingin es seperti sekarang. Justru tempat ini memiliki kondisi sebaliknya, wilayah hutan hujan beriklim sedang yang dihuni oleh berbagai pohon dan dihuni oleh beberapa mamalia yang menjadi hewan darat dominan di Bumi setelah dinosaurus punah.

Meteorit itu melepaskan energi jutaan kali lebih banyak daripada bom atom, meninggalkan kawah yang cukup besar untuk menelan kota Washington. "Dampaknya akan menghancurkan wilayah setempat," kata Kenny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement