Sabtu 05 Mar 2022 17:55 WIB

TikTok Jadi Sumber Penyebaran Hoaks tentang Konflik Ukraina-Rusia

Konten soal Rusia-Ukraina di TikTok bervariasi, mulai dari satir hingga rekaman palsu

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Friska Yolandha
Logo aplikasi TikTok muncul di Tokyo pada 28 September 2020.
Foto:

TikTok yang dimiliki oleh perusahaan China ByteDance mengatakan telah menghapus video RUSIA NUCLEAR BOMB karena melanggar pedoman komunitasnya tentang integritas dan keaslian. TikTok juga akan menghapus akun lain yang melanggar pedomannya.

Juru bicara TikTok mengatakan pihaknya terus menanggapi perang di Ukraina dengan peningkatan sumber daya keselamatan dan keamanan untuk mendeteksi ancaman yang muncul dan menghapus informasi yang salah dan berbahaya. “Kami juga bermitra dengan organisasi pemeriksa fakta independen untuk mendukung upaya kami membantu TikTok tetap menjadi tempat yang aman dan otentik,” kata dia.

Namun, platform TikTok terbukti menyebarkan informasi salah. Kreator Abbie Richards dengan 536 ribu pengikut secara teratur memposting informasi yang salah. Video tersebut telah ditonton lebih dari setengah juta.

Rekaman lama juga terbukti populer. Video yang berjudul Tentara Ukraina mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga mereka telah dilihat 2,8 juta kali tetapi jelas merupakan rekaman tentara AS dan orang yang mereka cintai. Cuplikan video game juga telah diadaptasi dengan satu klip yang konon menunjukkan jet Ukraina menembak jatuh seorang pejuang Rusia dan telah dilihat hampir 10 juta serta masih ditayangkan.

 

Profesor Ilmu Komputer University of California, San Diego Julian McAuley mengatakan tidak ada yang aneh tentang algoritma TikTok. “TikTok menggunakan teknologi rekomendasi yang sebagian besar akan merekomendasikan konten yang konsisten dengan apa yang disukai pengguna. Jika pengguna sering mengonsumsi informasi yang salah, mereka cenderung akan melihatnya lebih banyak,” kata McAuley.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement